Begitu pun saat kita bermain puzzle. Rasa penasaran terus mendera karena ditantang merangkai penggalan-penggalan menjadi sebuah bentuk yang sudah ditentukan. Permainan ini akan berakhir indah jika semua terpasang sesuai pada tempatnya. Bagaimana kalau ada yang hilang? Bagaimana kalau ada bagian yang tidak bisa dirangkai? Tentu saja bentuk menjadi tidak sempurna. Ompong dan kurang indah. Pasti kita akan penasaran mencari penggalan yang hilang agar bentuk menjadi utuh dan sempurna.
Sejarah kehidupan pun bisa dibilang bak puzzle. Jika memungkinkan jangan sampai ada penggalan sejarah yang kurang pas, atau bahkan hilang. Bila itu terjadi, pasti kita akan penasaran mencari dan terus mencari penggalan yang menjadi misteri. Wajar, manusia pasti menginginkan sejarah hidupnya lengkap dan jelas. Demikian pun dengan kisah teman saya yang mendapatkan penggalan puzzle kehidupannya setelah puluhan tahun kemudian.
Sebuah pengakuan tentang kisah misteri perasaan hati menjadi target untuk kembali dicari. Bak ceritera sinetron, ternyata telah puluhan tahun dia menimbun perasaan penasaran. Berulangkali mencoba untuk melupakan bahkan membunuhnya, namun rasa penasaran itu justru semakin sering muncul ke permukaan. Saya hanya bisa menebak dan menebak tanpa kendali yang pasti.
Ternyata dia telah kehilangan sepenggal puzzle kehidupannya. Sampai kapan pun dia bertekat mencari penggalan itu agar sejarah hidupnya menjadi utuh. Just it!
Selama puluhan tahun dia penasaran mengapa cinta pertamanya tiba-tiba meninggalkannya. Mengapa ketulusan cintanya dicampakkan begitu saja. Baginya sangat penting mendapatkan jawaban itu meskipun sekarang mereka telah hidup bahagia bersama keluarganya masing-masing.
Tekatnya akhirnya membuahkan hasil. Rasa penasaran yang membelenggu hatinya selama puluhan tahun terjawab sudah. Mereka baru saling tahu kedalaman perasaan cinta mereka setelah puluhan tahun kemudian. Semuanya menjadi jelas mengapa tiba-tiba dia ditinggalkan. Mengapa tiba-tiba cintanya dicampakkan.
Kini masing-masing telah mendapatkan kembali puzzle kehidupannya yang sempat hilang atau dihilangkan. Mereka masing-masing telah merasa lega. Pencarian sepotong rahasia hidup kini sudah ditemukan. Puzzle itu telah utuh. Puzzle itu kini sudah terlihat wujudnya.
Tidak ada janji atau komitmen baru. Mereka bertekat meneruskan kehidupan bahagia bersama keluarganya tercinta. Ego hati tidaklah mungkin menghancurkan keharmonisan keluarga yang telah dibina. Mereka hanya sekedar ingin mencari jawaban untuk menghentikan rasa penasaran yang terus mengikuti setiap langkah bak bayangan. Tidak ada kelanjutan ceritera dari anak Adam yang pernah saling menaruh rasa simpati. Puzzle kehidupannya kini memang telah utuh, namun sebagian puzzle cintanya tetap dibiarkannya menganga. Mereka membiarkan permainan puzzle itu tidak berakhir sempurna. Bahkan tidak ada setitik keinginan pun untuk menutupnya.
Apakah puzzle kehidupan kita pun telah utuh? Apakah kita perlu mencari penggalan puzzle kita yang hilang? Terima kasih teman atas sharing dan ijinnya untuk saya ceritakan kembali disini. Semoga ada manfaat yang bisa dipetik.
pic : baltyra.com