google-site-verification: google0ff5c5556fbbcbba.html

.:l jendela l:.

Celah Sirkulasi Untuk Berbagi

27.12.12

Puzzle Hati

Diposting oleh diNa |

Arkeolog bisa dibilang jagoan puzzle yang hebat. Pengetahuan yang luas tentang sejarah ditambah ketekunan tinggi adalah ilmu yang ampuh untuk merangkai artefak (peninggalan sejarah) menjadi sebuah ceritera tentang kebudayaan manusia pada masa lampu. Prestasi yang hebat apabila akhirnya bagian-bagian tadi terangkai secara utuh menguak sejarah lama. Menguak misteri masa lampau.

Begitu pun saat kita bermain puzzle. Rasa penasaran terus mendera karena ditantang merangkai penggalan-penggalan menjadi sebuah bentuk yang sudah ditentukan. Permainan ini akan berakhir indah jika semua terpasang sesuai pada tempatnya. Bagaimana kalau ada yang hilang? Bagaimana kalau ada bagian yang tidak bisa dirangkai? Tentu saja bentuk menjadi tidak sempurna. Ompong dan kurang indah. Pasti kita akan penasaran mencari penggalan yang hilang agar bentuk menjadi utuh dan sempurna.

Sejarah kehidupan pun bisa dibilang bak puzzle. Jika memungkinkan jangan sampai ada penggalan sejarah yang kurang pas, atau bahkan hilang. Bila itu terjadi, pasti kita akan penasaran mencari dan terus mencari penggalan yang menjadi misteri. Wajar, manusia pasti menginginkan sejarah hidupnya lengkap dan jelas. Demikian pun dengan kisah teman saya yang mendapatkan penggalan puzzle kehidupannya setelah puluhan tahun kemudian.

Sebuah pengakuan tentang kisah misteri perasaan hati menjadi target untuk kembali dicari. Bak ceritera sinetron, ternyata telah puluhan tahun dia menimbun perasaan penasaran. Berulangkali mencoba untuk melupakan bahkan membunuhnya, namun rasa penasaran itu justru semakin sering muncul ke permukaan. Saya hanya bisa menebak dan menebak tanpa kendali yang pasti.

Ternyata dia telah kehilangan sepenggal puzzle kehidupannya. Sampai kapan pun dia bertekat mencari penggalan itu agar sejarah hidupnya menjadi utuh. Just it!

Selama puluhan tahun dia penasaran mengapa cinta pertamanya tiba-tiba meninggalkannya. Mengapa ketulusan cintanya dicampakkan begitu saja. Baginya sangat penting mendapatkan jawaban itu meskipun sekarang mereka telah hidup bahagia bersama keluarganya masing-masing.

Tekatnya akhirnya membuahkan hasil. Rasa penasaran yang membelenggu hatinya selama puluhan tahun terjawab sudah. Mereka baru saling tahu kedalaman perasaan cinta mereka setelah puluhan tahun kemudian. Semuanya menjadi jelas mengapa tiba-tiba dia ditinggalkan. Mengapa tiba-tiba cintanya dicampakkan.

Kini masing-masing telah mendapatkan kembali puzzle kehidupannya yang sempat hilang atau dihilangkan. Mereka masing-masing telah merasa lega. Pencarian sepotong rahasia hidup kini sudah ditemukan. Puzzle itu telah utuh. Puzzle itu kini sudah terlihat wujudnya.

Tidak ada janji atau komitmen baru. Mereka bertekat meneruskan kehidupan bahagia bersama keluarganya tercinta. Ego hati tidaklah mungkin menghancurkan keharmonisan keluarga yang telah dibina. Mereka hanya sekedar ingin mencari jawaban untuk menghentikan rasa penasaran yang terus mengikuti setiap langkah bak bayangan. Tidak ada kelanjutan ceritera dari anak Adam yang pernah saling menaruh rasa simpati. Puzzle kehidupannya kini memang telah utuh, namun sebagian puzzle cintanya tetap dibiarkannya menganga. Mereka membiarkan permainan puzzle itu tidak berakhir sempurna. Bahkan tidak ada setitik keinginan pun untuk menutupnya.

Apakah puzzle kehidupan kita pun telah utuh? Apakah kita perlu mencari penggalan puzzle kita yang hilang? Terima kasih teman atas sharing dan ijinnya untuk saya ceritakan kembali disini. Semoga ada manfaat yang bisa dipetik.

pic : baltyra.com

Baca lanjutannya ya...>>>>>

Belum mendapat kado anak dari Tuhan, hidup kami tetap berwarna bersama para keponakan. Ulang tahun merupakan moment spesial. Inilah kesempatan bagi kami untuk belajar menangkap keinginan tersirat dari sang bocah. Kado cinta kami biasanya tidak jauh dari karakter atau hobi mereka masing-masing. Berharap sentuhan kami mampu membantu membangkitkan semangat meraih cita-cita dan harapannya.

Rangga dan Bola 

Kado sepatu bola branded idaman Rangga dari kami membuat mata bocah bernama lengkap Taranggana Prabangkara tak berkedip beberapa detik. Surprise sekaligus takjub. Sepatu yang biasa dipakai pemain Cristian Ronaldo (CR7) dan Wayne Rooney kini dalam dekapannya. Semakin kuat mendekap, semakin berbinar sinar matanya. Yes! Hadiah kami mampu menyentuh bagian terdalam hatinya. Memang unik, sejak usia balita bola dari berbagai macam ukuran dan bahan selalu menarik perhatiannya. Pada saat itu bola kaki masih memenuhi kebutuhan tangan-tangan mungilnya. Bahkan ikut serta berperan "mengasah" gigi yang mulai tumbuh satu persatu mengisi rongga mulutnya.

Bermodal sepatu branded kado ulang tahun dari kami, passion bermain bola Rangga semakin tinggi. Bahkan selepas sekolah kalau tidak ada jadwal les, bocah kelas 4 SD ini mengisi waktu luangnya dengan bermain bola. Selain bersama teman-temannya, Rangga juga terdaftar sebagai siswa sekolah sepak bola di dekat rumahnya. Dimanapun ada kesempatan, kakinya selalu aktif memainkan si kulit bundar. Sungguh aktif, gesit dan atraktif.

si "Macan" Rangga in action

Agar Rangga betah main di rumah kami, suami saya sengaja menyimpan dua buah bola dan games play station khusus bola. Kami rela tembok rumah kami bertato bola. Kami rela sofa kesayangan penuh dengan cap kaki kotor khas bocah, dampak pelampiasan gemas saat bermain play station. Bagi kami itu juga sebuah passion.

Bocah ini semakin lengket dengan kami. Upeti kaos Jersie klub bola kenamaan membuatnya semakin bermimpi. Bahkan suatu saat di tengah malam, Rangga pernah minta ke mamanya untuk mengganti baju tidurnya dengan kaos Jersi team favoritnya yang saat itu sedang berlaga. Mimpi menjadi pemain bola profesional di klub Eropa sungguh sangat membara.

Soal bola jangan ditanya. Koran, khususnya halaman olah raga merupakan salah satu suplemen makanan kesukaannya. Sajian lengkap berita pertandingan bola tengah malam atau dini hari selalu ditunggu Rangga pada pagi harinya. Klub, nama pemain, transfer pemain dan gosip sekitar bola sangat kuat tertancap dalam benaknya. Hobi membacanya semakin menancapkan semangatnya untuk hidup dari bola.

Kebetulan suami saya juga penggila bola. Klop! Bocah ini menjadikan suami saya ayah kedua baginya. Apa yang dikatakan suami selalu berusaha dipahami dan dituruti. Suatu saat suami saya mengolok-olok, bahwa pemain profesional harus mampu berbahasa Inggris dengan baik. Rangga dengan cerdas membalas “Kalau bahasa Inggrisnya jelek, pas latihan datangnya terlambat saja, biar dapat urutan paling belakang, tinggal ngikutin gerakan di depannya kan?” Ha..ha..ha..ha.., lucu. Namun setelah itu Rangga jadi lebih rajin mengikuti les bahasa Inggris. Ketika diledek soal pemain bola Eropa kok kecil, tak lama ia pun rela les berenang. Jempol! Semangatnya sangat kuat.

Agar tubuhnya tetap sehat dan semakin kuat plus otaknya tambah cerdas, suami saya sering memberi gambaran tetang hebatnya pemain sepak bola. Seorang pemain sepak bola adalah manusia cerdas. Harus cepat mengeksekusi, berstrategi dan bersolusi. Selain rajin latihan, pemain sepak bola juga harus mengkonsumsi makanan sehat dan minum susu setiap hari. Cara ini digunakan agar Rangga lebih mudah memahami dan akhirnya mau mengikuti.

Badan Rangga semakin kuat menerima umpan bola

Rangga dan Milkuat

Soal nutrisi tambahan, kini Rangga mulai memilih sesuai dengan keinginannya. Konon, papa dan mamanya berceritera bahwa Rangga merengek-rengek susunya minta diganti dengan Milkuat. Iklan Milkuat yang icon-nya menggunakan bola semakin menguatkan imajinasinya. Rangga yakin bahwa inilah susu yang cocok untuk penghobi gila sepak bola seperti dirinya.

Mendengar Rangga mempunyai sikap untuk susu pilihannya membuat saya bersimpati. Dia sudah mulai bisa menentukan pilihannya sendiri. Laptop langsung saya buka siap-siap berkonsultasi dengan eyang Google. Saya mencoba membantu Rangga untuk mengetahui produk itu lebih dalam lagi. Apakah Milkuat sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang anak seusianya? Apakah Milkuat mempunyai nutrisi yang pas dengan aktivitas Rangga yang padat dan membutuhkan energi extra? Produk ini saya kuliti habis mulai dari perusahaan yang memproduksi, hingga kandungan yang ada dalam produk Milkuat.

Hebat..! Selain halal, Milkuat yang diproduksi oleh Danone ternyata mempunyai kandungan yang sangat lengkap. Bukan hanya Lemak, Protein, Karbohidrat, Gula dan Natrium, Milkuat juga mengandung Kalsium, Fosfor, vitamin B1, B2, B3, B5, B6, B9, B12, vitamin A dan D. Yang tak kalah pentingnya, ternyata Milkuat juga mengandung zat besi yang merupakan komponen hemoglobin dalam sel darah merah yang berfungsi membawa oksigen ke seluruh bagian tubuh. Zat besi sangat penting untuk kecerdasan anak.

Milkuat juga mengandung zinc yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak serta memperkuat sistem kekebalan tubuh agar tidak mudah terserang penyakit. Jadi kandungan zat besi dan zinc dalam Milkuat sangat penting untuk membantu anak tumbuh cerdas dan kuat. Pas..! Kandungan dalam Milkuat sangat cocok untuk anak aktif seperti Rangga yang membutuhkan sumber energi ekstra dan nutrisi yang proporsional untuk mendukung kegiatannya seharian. Harus cerdas dan kuat, baik di lapangan maupun di sekolah.

Rangga ingin sekuat Tiger

Rangga Memilih Milkuat Botol Tiger

Mengapa Rangga lebih memilih Milkuat Botol Tiger? Alasannya sangat simple. Selain bentuknya lucu, baginya harimau adalah simbol kekuatan. Larinya sangat kencang sesuai posisinya sebagai striker (penyerang). Harimau kukunya sangat kuat, sehingga gampang mencabik-cabik jala gawang lawan. Menakjubkan, kecil-kecil berfilosofi.

Bukan hanya itu, ternyata Rangga juga memanfaatkan botol-botol kosong Milkuat untuk latihan dribbling bola di rumahnya. Botol-botol tadi diletakan berjajar dengan jarak tertentu antara botol yang satu dengan yang lainnya. Kemudian Rangga menggiring bola dengan cara zig zag melewati botol-botol tadi. Katanya ia meniru latihan yg dilakukan oleh pemain profesional yang dilihatnya di televisi. Sungguh kreatif..!

Persediaan Milkuat Botol Tiger Rangga di Kulkas

Untuk mendapatkan produk Milkuat Botol Tiger ternyata sangat mudah. Tidak harus ke supermarket besar saja, tetapi di supermarket kecil di dekat perumahan kami pun ternyata Milkuat Botol Tiger mudah didapatkan. Dari dua rasa yang ditawarkan, Rangga lebih sering memilih Milkuat Botol Tiger rasa cokelat sesuai kegemarannya, berbeda dengan kakaknya yang lebih senang mengkonsumsi rasa stroberi. Rangga juga sering membawa Milkuat Botol Tiger sebagai bekal sekolah, begitupun saat mengikuti sekolah sepak bola. Biasanya Rangga membawa 2-3 botol Milkuat Botol Tiger untuk mendukung nutrisi dan energinya. Memang lebih praktis dan hiegenis karena dikemas sebagai botol sekali minum.

Semoga Milkuat pilihan Rangga semakin menguatkan prestasinya untuk menggapai cita-citanya untuk menjadi pemain bola profesional. Amin.



Baca lanjutannya ya...>>>>>
18.11.12

Reuni : Terapi Jiwa

Diposting oleh diNa |

Kok judulnya hampir sama dengan tema proyek antologi Catatan Emak Blogger ya? Yup! Saya memang mengambil dua penggal kata menjadi judul tulisan saya saat ini. Judul itu rasanya pas banget mewakili hati dan jiwa saya saat kondisi itu terjadi, Boleh kan? :) Yang jelas tulisan ini bukan materi yang dikirim untuk “melamar” proyek antologi Catatan Emak Blogger :)

Undangan reuni akhir-akhir ini lagi rajin menyambangi gadget saya. Entah dari group BBM, broadcast BBM atau dari group FB. Bisa ditebak, musim temu kangen biasanya dibuat bertepatan dengan Harbenas alias Hari Besar Nasional atau Harpitnas, Hari Kecepit Nasional. Pemilihan dua hari spesial ini terkait dengan budaya mudik yang biasanya terjadi. Namun tidak serta merta hari libur idol ini menjadi jaminan sukses suatu acara. Tidak semua orang hobi reuni dengan beribu satu alasan kuat yang menaungi. Disinilah ilmu marketing mulai bicara.

Multi level adalah strategi jitu merayu. Biasanya panitia menggosok "tokoh" dalam satu gank atau group. Tujuannya agar para anggota "tokoh" tersebut mau ikut serta meramaikan acara alias datang ke reuni. Para "kompor" ini menjadi lahan jalan panitia untuk kedatangan hingga pendanaan. Biasanya sih munjarab.Teman yang awalnya ragu menjadi mengebu.Yang tadinya menyumbang minimal menjadi berlipat amal.

BBM group juga salah satu cara ampuh mempersatukan hati para anggotanya. Hanya gara-gara saling komentar di group, yang dulu ga kenal sekarang menjadi teman. Yang dulu ga akrab sekarang menjadi dekat. Tak jarang anggota BBM group bikin pertemuan insidental. Entah sekedar ngopi, makan siang atau jalan-jalan. Ide reuni dalam skala besar biasanya muncul dari pertemuan-pertemuan insidental tersebut.

Baru-baru ini saya datang ke acara reuni teman-teman kantor lama. Kedatangan saya juga buah kerja keras salah satu "kompor" reuni. Sebenarnya semula saya berniat datang, namun karena minggu itu kerjaan lumayan padat, saya berniat istirahat. Remek, kata orang Surabaya.

Alasan saya diperkuat dengan kabar yang beredar bahwa mayoritas yang datang adalah kaum senior. Kebetulan saya termasuk kelompok junior di perusahaan tersebut. Rentang masa kerja dan usia membuat saya jengah dan sungkan bertemu dengan para senior. Formalitas adalah musuh bebuyutan di luar koridor kantor.

Untuk menghindari basa basi seorang diri, akhirnya teman saya mengajak berkumpul di meeting point sebelum ke lokasi acara. Solusi seru menurut saya. Ketika rombongan sudah komplit, saya dan teman-teman pun menuju ke TKP.

Di luar dugaan, saya mendapatkan suasana haru biru hingga suasana seru. Mantan kantor saya adalah salah satu korban kegananasan krismon. Wajar kalau reuni kali ini sangat berbau emosional. Persahabatan dan persaudaraan bertahun-tahun bubar jalan begitu saja akibat likuidasi yang terjadi. Meskipun saya resign sebelum palu likuidasi diketuk, tapi hati saya tetap menjerit saat menerima kabar bahwa mantan kantor saya hanya tinggal sebuah nama. Sedih.

Banyak perubahan yang saya temukan. Yang pasti semua bertambah usia, meskipun tidak semua tampak tua. Beberapa senior ada yang telah meninggalkan dunia fana atau sedang terbaring lara. Namun ada pula yang dulu sering sakit, sekarang malah terlihat sehat ceria tanpa penyakit. Tuhan Maha Besar.

Sisi cerita lain yang cukup memecut energi, ternyata banyak teman saya kreatif berbisnis paska likuidasi terjadi. Situasi terdesak seringkali menjadikan manusia lebih inovatif dan kreatif mengelola kelebihan diri. Mereka justru lebih sukses setelah tidak menjadi orang kantoran. Hebat! Satu catatan lagi, di balik tertawa dan foto bersama, ternyata ada pula dealing bisnis antar teman dari hasil ngobrol asal-asalan.

Namun ada pula satu sisi cerita yang membuat saya terus mengelus dada dan berdoa, saat mendengar teman yang harus berpacu dengan seluruh tenaga untuk menyambung hidupnya. Perihatin. Suasana gado-gado ini menjadikan saya introspeksi diri. Terus bersyukur dan berbagi atas segala nikmat-Nya, saat melihat teman-teman yang masih berat beban hidupnya. Namun saya juga butuh cambuk berkali-kali saat melihat teman yang kreatif, ulet dan berani. Ternyata banyak pelajaran hidup yang saya dapatkan dari sebuah reuni.

Baca lanjutannya ya...>>>>>
31.8.12

Lebaran dan "Hari Ibu"

Diposting oleh diNa |

Pagi-pagi ibu sudah mengoprak-oprak anak, cucu dan menantu agar bergegas berebut untuk urut mandi. Rumah londo kecil yang asri terasa sesak penuh dengan kami para pemudik. Beruntung, rumah ini dijejali 3 kamar mandi sehingga mempermudah percepatan distribusi kami untuk segera mandi, berkemas dengan baju muslim baru dan berbagi koran bekas sebagai alas sajadah. Berrrrrr......, mobil kami beriringan melaju menuju Alun-Alun Lor Kraton Jogja untuk sholat Ied. Selesai sholat Ied, berrrrrrr..... mobil kembali beriringan melaju ke rumah ibu. Step selanjutnya adalah berkumpul di meja oval dekat dapur. Para cucu mendapat pelayanan pertama sarapan kupat opor ayam, masakan khas ibu di Hari Lebaran. Dilanjutkan para senior mengaduk-aduk daging ayam sesuai selera. Berkali-kali dan bertubi-tubi guyonan penuh ledek menghiasi kehangatan keluarga saya. Tanpa sadar guyonan kadang melintasi batas makna lebaran untuk saling memaafkan. Nol kilometer alias kosong-kosong yang baru saja disepakati akhirnya tanpa disadari telah terlewati. Keseleo lidah membuat para cucu gampang mecucu. Inilah dunia anak yang penuh dinamika. Lucu, seru dan selalu bikin rindu.

Usai makan, ibu mulai open house. Bak pejabat, antrian anak-anak dan tetangga sekitar sudah memanjang. Tradisi berbagi khususnya untuk anak-anak dimulai. Berderet anak-anak antri silaturahmi dan ibu menyampaikan paket tali asih dengan rapi. Seruuuuuu....

Sayang ritual rutin itu untuk tahun ini terpaksa absen. Jauh di tengah puasa Ramadhan, ibu jatuh sakit. Sudah 4 pack darah di Jogja belum juga menunjukan titik terang. Evakuasi dari Jogja berharap solusi. Suntikan 5 pack darah di Surabaya disertai observasi kelas tinggi alhamdulillah membuahkan solusi. Ibu mengalami kebocoran di usus halus. Butuh waktu panjang mulai observasi, operasi potong usus hingga pemulihan. Semua harus ikhlas. Ibu harus legowo menerima ujian dari Allah. Memeriahkan kemenangan bangsa saat 17 Agustus dan umat Islam pada saat Lebaran terpaksa dilakukan di rumah sakit. Keluarga juga harus legowo menjauhkan pikiran dari asyiknya mudik.

Ada hal baru bagi saya dan keluarga. Usia ibu yang sudah cukup lanjut ternyata mendatangkan perhatian baru pasca operasi. Ibu menderita derilium. Kondisi ini ternyata membutuhkan perhatian khusus yang tulus dari keluarga. Obat tidur tidak juga manjur. Ibu menjadi hiperaktif untuk turun dari tempat tidur dan meminta untuk kondur. Tenaga menjadi berlebih. Halusinasi menghiasi jam perjam dalam kesehariannya. Kami berpiket menjaga. Gerogotan lelah dan stress tidak kami rasakan. Ibu tetap segalanya bagi kami. Ketulusan kasih sayang selalu kami kedepankan. Kupat opor yang biasa ibu sajikan, kali ini kami ganti menjadi Hari Ibu, alias hari-hari untuk ibu.

Alhamdulillah, 23 Agustus lalu ibu sudah boleh keluar dari rumah sakit setelah hampir sebulan menjadi rumah kedua bagi kami. Delirium pun telah punah. Tinggal pemulihan usus dan belajar berjalan setelah hampir sebulan hanya tiduran. Kemarin ibu ulang tahun yang ke 74 tahun. Doa kami buat ibu, selalu sehat, bahagia dan panjang umur. Aamiin...

Bulan Agustus, menjadi bulan istimewa bagi kami. Puasa Ramadhan, Lebaran sekaligus "Hari Ibu".


 

Baca lanjutannya ya...>>>>>
27.4.12

Nonton Konser - Antara Mata, Telinga dan Hati

Diposting oleh diNa |

Seharusnya tulisan ini di-posting bulan Februari, namun baru sempat hari ini. Repot, ga sempat, banyak kerjaan, ga mood, menghiasi serentetan alasan klasik. Apapun itu, meskipun kejadiannya sudah sekitar dua bulan yang lalu, namun rasanya sayang untuk dibuang.

Kapan ya saya terakhir nonton konser? H
mm... rasanya sudah lama sekali. Saat masih di department yang lama saya sering sekali nonton konser dalam maupun luar negeri gratisan. Yup, kerja plus dapat hiburan. Saking seringnya kadang saya ngerasa bosen. Penyanyi atau band yang sama kadang saya lihat dua sampai tiga kali.

Ketika band-band era 80-an bangun dari tidur, banyak generasi sebaya saya seakan menemukan telaga penghilang dahaga. Memang harus diakui banyak group band atau group vocal yang bagus dan bermutu pada tahun 80-an, sebut saja Kahitna, Java Jive, KLA Project, Katara, Karimata, Krakatau dll.

Bulan Februari kemarin ada 3 group band tiba-tiba muncul di Surabaya. Java Jive, KLA Project dan Kahitna. Yang terakhir ini memang sudah lama saya tunggu-tunggu sejak kemunculannya di Jakarta dan Bandung. Lihat konsernya disiarkan di TV saja saya senang, apalagi lihat live-nya. Hampir semua lagunya saya hafal.

Sebelum tahu Kahitna mau konser di Surabaya, kebetulan CD-nya setiap pergi dan pulang kerja selalu setia menemani. Begitu terima BBM broadcast dari teman kalau Kahitna mau konser di Surabaya, dalam hati langsung berteriak, bungkuuuusss....!! Pada hari yang sama salah seorang teman yang bekerja di salah satu radio juga BBM, Java Jive konser di Surabaya, tulisnya. Belum tahu mau nonton dengan siapa, dalam hati saya bertekad, harus nonton dua-duanya! Setelah berita itu, BBM group sibuk membahas persiapan nonton konser di sela-sela koordinasi pekerjaan. Seruuuu...

Kumpul bersama menjadi ritual mahal bagi saya dan teman-teman yang setiap hari bergumul dengan target dan target. Benar-benar kenikmatan berlebih. Bukan hanya sekedar nonton bareng tapi bumbu kelakar para sahabat kantorlah yang menjadikan suasana menjadi tak biasa.

Era 80-an bukan hanya kembali hadir namun juga membawa kenangan seru waktu kuliah dulu. Banyak lagu yang me-refresh memori indah, bahkan konyol. Semua kembali nongol. Benar-benar membuat hidup semakin hidup. Meskipun sempat molor, namun bukan masalah bagi saya dan teman-teman. Sambil menunggu open gate kami sempatkan untuk jeprat - jepret. Belum lagi ada rejeki nomplok saat nonton Java Jive dan KLA Project. Sebenarnya tempat duduk saya dan teman-teman di belakang. Tiket yang kami pegang tipe "i", alias irit. Saat menempatkan pantat pada posisinya kegaduhan di antara kami terjadi. Gara-gara salah satu teman saya ada yang jeli melihat rejeki. Dengan gagah ia berani melakukan migrasi ke kelas di atasnya. Terlihat aman, kami pun ikut terdorong. Seperti gank motor saat pimpinan memberi komando anak buahnya untuk bergerak, kami pun serempak mengikutinya. Kini, tempat kami semakin dekat dengan stage. Senangnya.

Untuk Kahitna, kami sengaja memilih tiket yang nyaman meskipun harus merogok kocek agak lumayan. Sungguh ga bisa dibayangkan kalo lagu-lagu Kahitna dinikmati dalam situasi yang ga nyaman. Menikmati lagu-lagunya butuh situasi yang bisa membuat kami mengawang, terbang, dan terkenang-kenang, hehehe...

Nyali kami terlihat kembali saat bernyanyi. Mau fals atau merdu, pokoknya teriak. Yah, kami rame-rame beraktualisasi diri. Tidak ada perasaan rendah diri yang penting hepi. Saya yakin pasti di sekitaran kami ada penonton lain yang terganggu dengan suara sumbang kami. Inilah kami dengan potret kami sendiri. Cuek ajah..!!

Konser kali ini ternyata bukan hanya tontonan mata dan hiburan telinga semata. Namun jauh sampai ke hati. Dalam. Rasanya sangat berlebih yang bisa saya bawa pulang. Motivasi baru terlahir, adrenalin terbangun, keceriaan terpancar, kebahagiaan menghadang. Rasanya segalanya menjadi mudah, enteng dan ada jalan. Memang betul, refreshing itu penting.

Baca lanjutannya ya...>>>>>
20.1.12

Ketika Harus Jatuh Cinta (Lagi)

Diposting oleh diNa |

Bagaimana rasanya jatuh cinta? Mengawang, berbunga-bunga... Dunia terasa lebih indah. Begitulah kira-kira yang sedang merasakan. Kalau saya, rasanya butuh waktu untuk merangkai kembali serpihan sejarah itu, maklum sudah terlalu lama perasaan itu meraja. Namun cinta memang selalu bikin gemas untuk dibahas, seru untuk diburu dan selalu asik mengulik hati. Atas nama cinta segala sesuatunya menjadi lebih mudah, indah dan bergairah.

Mau yang rasa monyet, yang buta atau serius, cinta selalu mempunyai kandungan rasa kangen 90%, sisanya rasa nano-nano, alias campur aduk. Tanpa pandang bulu tingkat pendidikan, status sosial, dan budaya, cinta mampu membutakan segalanya. Selain rasa lapar dan haus, rasa lain yang muncul hanya kangen, kangen dan kangen.

Setelah perkawinan kami lebih dari 10 tahun, tiba-tiba rasa itu datang. Belum pernah sedasyat ini, benar-benar membutakan. Perasaan klik di awal perjumpaan seperti kamera SLR, klik.. klik.. klik.. suara klik terus berbunyi tanpa menyisakan jeda. Cinta itu ternyata juga menghadirkan perasaan takut kehilangan tanpa jaminan asuransi. Akibatnya, ingin selalu dekat dan lekat seperti perangko dan amplop. Melamun, mengawang, membayangkan sering hadir tanpa permisi. Sedang apakah dia? Bahagiakah dia hari ini? Kangen jugakah dia?

Saya pikir perasaan itu sudah beku. Sudah lebih dari 10 tahun, seharusnya perasaan itu sudah terlupakan. Saat ini perasaan itu tiba-tiba menjelang. Cinta membara berangsur menjadi simpati, empati dan menghormati. Ampuuuunn.... seperti kena batunya, perasaan itu semakin membelenggu. Seperti di gang buntu, tidak ada jalan untuk menghindar.

Yah... rasa itu muncul kembali di kota kembang. Parisnya pulau Jawa ini telah menghangatkan suhu dingin yang menusuk hati. Seperti selimut tebal, mampu menghangatkan kembali perasaan itu. Tanpa skenario, pertemuan pertama tanpa diduga membawa kegembiraan yang luar biasa, hati menjadi cerah ceria. Gila, sulit membohongi perasaan ini. Ketika pesawat membumbung tinggi meninggalkan bumi Parahyangan rasa itu terus membuntuti. Seperti bayangan, selalu melekat, dekat.

Takut. Lama-lama, saya takut kehilangan. Maukah kamu menjadi orang kedua dalam hidupku? Dalam kehidupan kami? Datanglah dalam realita untuk menjauhkan bayanganmu itu. Panggilah aku ibu... Deasy, maukah nak?






gambar : darisini


Baca lanjutannya ya...>>>>>
Subscribe