google-site-verification: google0ff5c5556fbbcbba.html

.:l jendela l:.

Celah Sirkulasi Untuk Berbagi

18.1.09

'Orang Ketiga!'

Diposting oleh diNa |


Semua orang pasti mendambakan keluarga yang harmonis. Bisa dibayangkan suasana pasti bakal jadi kacau balau ketika tiba-tiba saja Anda mendengar ada orang ketiga hadir di tengah-tengah keluarga Anda. Sangat mungkin dasyatnya suasana melebihi situasi di Gaza saat ini. Sebuah kepercayaan yang terus dipupuk demi suasana batin yang nyaman mendadak meledak. Orang bilang bak petir menyambar di siang bolong. Ribuan caci maki nyerocos boros sebagai ungkapan pengkianatan. Ungkapan tadi belum berhenti sebelum sesak di dada habis dimuntahkan.

Banyak alasan kenapa orang ketiga hadir. Salah satu penyebabnya adalah karena rasa sakit hati. Bukan kesadaran pasangan yang datang namun justru dendam dan tudingan yang menyerang. Semakin jauh hubungan, biasanya gengsi semakin menjadi. Puncaknya adalah penyesalan untuk sebuah rekonsiliasi. Naudzubillah Mindzalik, inilah yang selalu saya lontarkan manakala mendengar mengenai orang ketiga.

Saya dan suami adalah pasangan yang telah mengarungi ‘samudera’ kehidupan bersama selama lebih dari 10 tahun. Nihil, sampai saat ini kami belum dikarunia momongan. Saya bekerja, begitu pula suami. Setiap hari, kami selalu menyiapkan kebutuhan kerja masing-masing. Serasa check in di hotel bintang 5, saat bangun pagi di meja makan sudah tersaji dua gelas air putih, jus, teh panas dan sarapan. Setelah minum air putih, saya dan suami secara bergantian sholat, mandi dan makan. Sret-sret-sret, dalam sekejap baju kerja sudah terpakai dengan rapi dan menguap bau harum parfum. Setelah kami berangkat kerja, pintu pagar dan pintu rumah kembali tertutup rapat. Bak tukang sulap seharian banyak kejadian mengejutkan.

Saat pulang, ketika badan letih tertatih, saat baju kerja jadi kumal menggumpal, rumah menyapa dengan harumnya bau lantai berbaur dengan lezatnya bau kuliner. Energi baru membawa ke dunia mimpi untuk recharge esok paginya. Saat keluarga lain mencerca dan memberikan jutaan caci maki akan kehadiran orang ketiga, sebaliknya saya dan suami bahagia di tengah ‘orang ketiga’. Terima kasih yang tulus untuk mbak Parti yang sudah terus menerus mensupport saya dan suami. Meskipun bagai cuaca, suasana hatinya kadang gampang berubah. Sekarang nampak cerah tapi tak jarang pula tiba-tiba banyak ulah. Namun tanpa ‘pihak ketiga’ berat rasanya beban harus kami pikul berdua.

Untuk ‘orang ketiga’ yang telah meringankan beban kita, sebenarnya sebutan atau status apa ya yang paling pantas diberikan untuknya?




sumber gbr : rendrasyah.wordpress.com

Baca lanjutannya ya...>>>>>
1.1.09

Resolusi. Perlukah?

Diposting oleh diNa |

Hari-hari gini adalah musimnya turun hujan deras, bahkan banjir. Bukan hanya banjir air tapi juga ‘banjir’ masa evaluasi dan membuat target hidup.

Saat kaki menapak awal tahun baru, pertanyaan majemuk yang banyak diumbar biasanya seputar resolusi tahun baru. Pada saat blog walkingpun, banyak para blogger yang menulis tentang resolusi ini. Ada yang beresolusi tentang karir, cinta, keuangan, keluarga bahkan tentang kehidupan spiritualitasnya. Tapi benarkah kita harus membuat resolusi setiap tahunnya? Ada sebagian yang memang sengaja membuat dan berupaya keras agar target itu terwujud, tapi tidak sedikit pula yang hanya menggebu-gebu di awal, setelah itu...lupa. Sebagian orang mungkin butuh membuat resolusi, tapi sebagian yang lain resolusi justru membelenggu.

Coba kita tengok ke belakang, target pribadi apa yang sudah tercapai dan apa yang belum. Jangan ngedrop jika ternyata lebih banyak yang tidak tercapai. Tapi coba renungkan kembali keberhasilan-keberhasilan apa saja yang sudah kita raih. Sekecil apapun keberhasilan itu kita harus mensyukuri dan menghargainya. Dengan begitu kita tidak akan merasa bahwa hari-hari kita hanya berlalu begitu saja.

Rasanya tidak ada salahnya kalau setiap detik, menit, jam, hari, minggu atau bulan adalah saat tepat untuk beresolusi. Tidak harus menunggu momen tertentu, seperti tahun baru. Bukannya inti dari resolusi adalah membuat kualitas hidup jadi lebih baik?

Bikin resolusi juga?



Sumber gbr : blogku.blogdetik.com

Baca lanjutannya ya...>>>>>
Subscribe