MAAF.. empat huruf yang sangat mahal harganya, karena banyak orang masih susah untuk mengungkapkannya. Sebenarnya tidak sedikit permasalahan bisa diselesaikan dengan kata maaf. Bila ada kedewasaan yang dipanglimakan, maka kata maaf dapat meluncur mulus bak mengemudi di jalan tol. Permasalahan bisa segera tersolusikan. Hubungan dari nadir pun kembali ke titik normal, menjauhkan dari persengketaan dan perseteruan. Namun untuk permasalahan yang berakar dari harga diri dan rasa malu, kata memaafkan belum tentu dapat meluncur mulus. Butuh waktu, suasana batin dan mungkin keajaiban untuk memaafkan.
Permasalahan biasanya muncul akibat kuatnya intensitas hubungan yang disertai kekurangpahaman terhadap kondisi lawan bicara. Perubahan kondisi tubuh juga dapat mengakibatkan perasaan sensi yang berujung pada terkalahkannya logika. Padahal logika adalah panglima yang berperan sebagai pengontrol emosi. Jika emosi merajalela tanpa kendali, kata maaf belum tentu menjadi solusi. Tidak semua orang mampu menerima pernyataan ini dalam waktu sekejap. Butuh suasana hati yang pas. Moment adalah saat tepat untuk menyampaikannya.
Sebagian orang tidak mau menyampaikan kata maaf atau menerima maaf secara terbuka. Artinya, perilaku yang berubah adalah indikasi kata maaf telah terucap atau sebaliknya kata maaf telah termaafkan.
Bagi yang mempunyai tingkat kedewasaan tinggi dan agamis biasanya pemurah dalam membalas kata maaf. Orang-orang inilah yang mampu meredakan emosi dunia. Kemurahannya mampu menghilangkan tingkat kedalaman suatu kesalahan. Kemurahannya tidak memandang siapa yang melakukan kesalahan. Kemurahannya tidak memandang asal kesalahan, disengaja atau tidak. Baginya maaf adalah wajib jika diminta.
Mungkin saya agak berlebihan, bagi saya jika kata maaf dianggap murah, maka kesalahan akan mudah tercurah. Saya salut untuk kelompok pemaaf tulus, artinya dari hati hingga bibir kata maaf dan memaafkan meluncur dengan tulus dan bersih. Sepertinya saya belum bisa sehebat mereka. Saya masih belajar memaafkan dengan tulus, sinkron antara bibir dan hati. Bisa jadi kata memaafkan meluncur dari bibir, namun belum tentu keluar dari hati.
Saya mencoba berpikir logis, jika semua orang tahu dan paham apa hak dan kewajiban, paham tata krama dalam berkomunikasi dan bersosialisasi, kata maaf tidak akan boros terucap. Saling menjaga sikap dan perilaku itu wajib. Saya ingin terus belajar memberikan maaf dengan tulus namun saya masih sering menemukan permasalahan konyol yang seharusnya tidak perlu terjadi. Untuk hal yang satu ini tampaknya tataran saya baru sampai...I can forgive, but I can't forget!
Hujan masih rajin mengguyur. Musim demam karena flu atau bahkan demam berdarah masih banyak menyerang. Tapi bukan dua demam itu yang akan saya bahas, ada demam lain yang lebih dasyat yang saat ini sedang menjamur, demam facebook!
Hari gini siapa yang ga punya facebook? Orang bilang ga punya facebook berarti ga gaul. Remaja, dewasa, mama, papa, oom, tante, oma, opa, semua ber-facebook ria. Coba lihat teman-teman kantor kita yang kelihatannya serius di depan komputer. Benarkah sedang sibuk bekerja? Jangan-jangan mereka sedang asyik dengan facebook-nya? Nah lo..
Situs jejaring sosial yang satu ini memang sedang membius banyak orang. Melalui facebook orang bisa membaca aktivitas yang sedang kita lakukan. Konon saling berkomentar terhadap perubahan status inilah yang paling mengasyikan dan bikin kecanduan. Facebook juga memungkinkan kita bertemu teman-teman lama yang mungkin sudah menyebar di berbagai sudut kota bahkan dunia. Entah karena alasan ingin mencari teman lama atau sekedar agar eksistensi diperhitungkan, kita sibuk menambah teman. Tapi coba kita lihat kembali daftar teman kita, benar ga sih kita mengenal semuanya? Atau sebaliknya, jangan-jangan yang masuk dalam daftar kita justru teman-teman yang setiap hari ketemu, bahkan duduk atau lokasinya tidak jauh dari kita. Hmmm..
Saya tidak tahu apakah blog juga termasuk dalam kategori situs jejaring sosial atau tidak. Yang jelas saya juga bisa bertemu teman lama bahkan teman baru yang akhirnya benar-benar jadi teman di situs ini. Entah kenapa saya belum bisa merasakan asyiknya ber-facebook ria. Bikin perubahan status, berkomentar, tag foto dsb.. dsb.. dsb.. Mungkin saya yang ndeso, katro atau ga gaul, tapi sampai saat ini saya kok lebih menikmati nge-blog daripada nge-facebook. Entah..
Gambar : prayudi.wordpress.com
Follow me
About me
Popular Post
Recent Comments
Friends
Online
Visitors Since 29/1/09
Blog List
-
-
-
Bertandang ke Kota Kecil Berpagar Gunung Merapi4 bulan yang lalu
-
-
Rekomendasi Olahraga Untuk Menurunkan Berat Badan1 tahun yang lalu
-
Sebuah Buku Mungil untuk Menjaga Bumi3 tahun yang lalu
-
Tips Terhindar dari Copet4 tahun yang lalu
-
-
Hallo9 tahun yang lalu
-
Tentang Undangan Terindah9 tahun yang lalu
-
New product in the “Chrysos” family9 tahun yang lalu
-
Ultra Street Fighter IV PC Game Full Download.9 tahun yang lalu
-
Kepribadian Wanita Dilihat Dari Bentuk Bibirnya11 tahun yang lalu
-
Ada Apa di Pulau Penguin?11 tahun yang lalu
-
Muncul Lagi11 tahun yang lalu
-
ptp12 tahun yang lalu
-
SKSD kabeh!12 tahun yang lalu
-
Sekalinya posting, tetep ga penting :p12 tahun yang lalu
-
Teori Relativitas13 tahun yang lalu
-
KH Zainuddin MZ Wafat....13 tahun yang lalu
-
Pyramid Psikoanalisa13 tahun yang lalu
-
LELEHAN RINDU15 tahun yang lalu
-
we never even got a chance to say good bye15 tahun yang lalu
-
aksioma...15 tahun yang lalu
-
September already18 tahun yang lalu
-
-
-
-
-
-
-
-