google-site-verification: google0ff5c5556fbbcbba.html

.:l jendela l:.

Celah Sirkulasi Untuk Berbagi

27.10.13

Filmku Sayang Filmku Tayang

Diposting oleh diNa |

Masih ingat film Ainun dan Habibie? Entah kenapa tiba-tiba saya teringat kembali ketika saya melewati gedung bioskop tua tidak jauh dari rumah ibu saya di Jogja, saat liburan Idul Adha kemarin. Pikiran saya pun melayang ke belakang, teringat saat itu..

Ketika Film Ainun dan Habibie cetar membahana di seantero negeri, sepertinya secara serentak kita terbangun dari mimpi. Puja-puji bertubi-tubi terus mengisi celah-celah program televisi. Pun sanjungan tak pernah kering mengisi halaman Koran. Cerocos teman dan keluarga bak pemecut yang mendorong kuat saya untuk mengunjungi bioskop. Sudah bermingggu-minggu roll film berputar-putar, namun tak menyurutkan semangat penonton untuk datang, bahkan datang dan datang lagi. Penasaran kian menguat tatkala popcorn dan minuman dingin berpindah ke tangan saya. Bergegas kaki melangkah menuju pintu studio. Ketika film dimulai, saya mencoba mengerem tangan dan mulut untuk tidak menyentuh bekal popcorn dan minuman yang saya bawa. HP sudah terlebih dulu saya silent. Konsentrasi..!!  

Tertawa dan tangis akhirnya usai. Hebat, detail dan cerdas merangkum otobiografi setebal itu menjadi padat ringkas dan sesak oleh muatan pelajaran tentang hidup dan menghargai pasangan hidup. Di luar kerja hebat orang-orang film, sosok Habibie adalah kunci. Keteladanannya sebagai pemimpin rumah tangga, industri hingga negara adalah kekuatan luar biasa. Di luar itu, cara promosi adalah magnet yang mampu menyedot kuat berbagai elemen untuk memberikan apresiasi. Yang tak kalah penting adalah timing yang tepat. Film itu terlahir saat dominasi infotainment mengupas hingga ampas-ampasnya berita perselingkuhan dan perceraian. Ainun dan Habibie, bak embun membasahi kegersangan hidup. Memupus ceritera miring kehidupan rumah tangga, membangun harmoni suami isteri. Harus kita akui, saat ini kita sangat haus pelajaran moral tinggi seperti yang ditunjukkan Ainun dan Habibie. 

Film hebat itu ternyata juga telah membangunkan memori saya tentang sebuah bioskop legendaris di dekat rumah saya, bioskop Permata di Jogja. Salah satu bioskop legendaris tadi kini sudah lama mati. Bahkan nama bioskop lambat laun dikalahkan oleh ketenaran bakul gudeg yang nempel di emperannya. Dulu merupakan griya pencerahan pikir, kini tinggal pencerahan perut semata. Seandainya... Ini benar-benar pangandaian... Apabila produser film ketat dalam memproduksi film, seandainya produksi film tidak hanya bermuara pada pundi-pundi uang saja, saya yakin Film Indonesia mampu menjadi tuan rumah di negeri sendiri. 

Berkali-kali saya "dikapokkan" oleh produksi asal-asalan. Mungkin saya tidak sendirian. Kapok masal menjadikan kita ogah berkunjung ke bioskop. Kapok masal membuat apriori untuk film made in anak negeri. Alhamdulillah, akhir-akhir ini banyak film anak negeri dengan kualitas tinggi. Bagi saya wajib untuk datang mengapresiasi. Memberikan penghargaan adalah nutrisi bagi para awak perfilman kita. Bahkan saya jadi teringat tentang bioskop Permata Jogjakarta dekat rumah saya waktu kecil. Bapak-bapak dan ibu-ibu yang mengais rejeki dari sana tidak perlu pensiun dini. Tidak perlu di PHK. Mereka bekerja untuk kehidupan keluarga. Bisa dibayangkan, berapa bioskop di Indonesia yang harus kukut. Berapa jumlah nyawa yang hidup tertangggung dan merana. 

Bukan hanya produksi film yang berkualitas. Kita juga butuh para awak pelakon yang mampu bersaing. Terpenting, festival film kita harus hebat dan terhormat. Disinilah apresiasi yang akan dibayar oleh sineas dengan maha karya bernilai tinggi. Berharap terus lahir film hebat untuk “kesehatan” dan usia panjang film kita. Semoga bioskop-bioskop lokal sebagai ujung tombak menghidupkan kembali proyektornya.

Baca lanjutannya ya...>>>>>
14.5.13

Super Woman Indonesia

Diposting oleh diNa |



Foto diambil dari sini

"Rumah di Dalam Hutan Terlarang" adalah posting terbaru di blog saya. Seperti mendapat durian runtuh, undian, dan segala yang menyenangkan, hati saya sangat bahagia, surprise, kaget bercampur jadi satu. Desi, buah hati yang "terlahir" bukan dari rahim saya ternyata juga mempunyai minat di bidang menulis. Inilah anak Allah yang akhirnya melengkapi Kartu Keluarga kami setelah 16 tahun menunggu. Kini saya "berani" mengklaim sebagai perempuan seutuhnya.

Ada banyak perubahan suasana di kantor pertama (baca : rumah). Dulu, setiap pagi saya hanya membantu menyiapkan sarapan dan kebutuhan pagi suami. Kini rumah tangga kami benar-benar komplit. Setiap pagi saya bangun lebih awal karena Desi perlu atensi. Mulai dari membangunkan sholat subuh dan menyiapkan keperluan sekolah sampai mengantarkan Desi ke pintu gerbang saat mobil antar jemputnya datang. Setelah itu baru saya berangkat ke kantor kedua (baca : kantor).

Ikhlas dan tetap menjaga passion adalah ramuan mujarab agar saya tetap mempunyai performansi yang bagus, baik di kantor pertama maupun kantor kedua. Anak dan suami, merupakan kolaborasi dua suplemen yang "memaksa" saya harus "juara" setiap harinya. Harus selalu memberikan yang terbaik untuk kedua kantor saya. Ada satu lagi suplemen yang harus tetap hidup agar saya lebih "hidup", yaitu blog. Bagi saya blog adalah trek joging alias media untuk berlari-lari. Blog mampu menampung segala pelarian suasana hati. Kadang kantor yang satu sedang dalam suasana kurang menyenangkan namun kantor yang lain memberi hiburan. Kadang juga seperti sudah janjian, kedua kantor memberi kontribusi yang kurang menggairahkan. Blog-lah tempat pelarian saya.

Awalnya, saya pikir blog hanya "ember" tempat muntahan masalah hidup. Ada perasaan plong ketika sampah masalah sudah termuntahkan. Berkembang, banyak yang memuntahkan sampah masalah namun satu paket dengan pemecahannya. Disinilah saya mulai mempunyai hobi berselancar. Banyak pemecahan masalah menjadi inspirasi yang tidak menggurui. Coba hitung berapa jumlah pundi-pundi pahala yang diraupnya. Semakin banyak orang membaca dan termotivasi, tentu semakin banyak pula pahala yang didapat. Subhanallah. Inilah nikmatnya berbagi.

Semakin sering berselancar saya mendapatkan "obat pencahar". Kebuntuan hidup menjadi terhibur, bahkan tersolusi disini. Saya mengumpamakan blog seperti play ground. Tempat yang indah dan menyenangkan untuk bermain. Bahkan bermain yang edukatif. Benar-benar syaraf-syaraf yang mulai malas mampu dihidupkan kembali untuk terus belajar. Otak tak henti-henti dirangsang untuk ikut berpikir dan beropini.

Semakin hari, semakin banyak saya menemukan emak-emak bloger yang kreatif. Kemampuan memilih angle, gaya bertutur hingga opini kelas tinggi menjadi jurus wajib para emak. Media digital inipun akhirnya mampu diberdayakan sebagai media menjaring rejeki. Banyak atensi dan apresiasi bagi emak-emak kreatif ini. Saya pun pernah merasakan perasaan berbunga-bunga saat beberapa iklan hinggap di blog saya.

Saya bersyukur diterima di KEB (Kumpulan Emak Blogger). Komunitas positif yang mengajarkan saya untuk bersilaturahmi dan edukasi. Otak yang penuh oleh tugas dan kewajiban di dua kantor butuh stimulus khusus untuk memasukan "ajaran" dan ilmu hidup dengan mulus. Blog mampu untuk memenuhi kebutuhan itu. Tidak hanya sekedar aktualisasi dan menghirup rejeki, blog adalah alat perjuangan bagi kaum perempuan modern saat ini. Karya yang ada tidak sekedar cerminan hati, tapi juga opini. Kita wajib berterima kasih kepada Kartini dan teknologi yang terus berkembang. Melalui media digital tanpa embel-embel jarak, ruang dan waktu, kita bisa menyuarakan perubahan gaya dan kebutuhan perempuan modern tanpa harus meninggalkan kecintaan pada keluarga dan kantor utama.

Era digital adalah momentum perubahan "budaya" perempuan Indonesia. Media ini harus ditangkap dengan cerdas dan kreatif sebagai corong beberapa kegiatan dan perasaan. Terlebih, semakin hari harga gadget semakin terjangkau sebagai modal awal alat bersilaturahmi, beropini dan berjuang.

Ajang Pemilihan Srikandi Bloger 2013 adalah wujud nyata dari perjuangan kaum perempuan. Disini
KEB berperan sebagai wadah aktualisasi yang mengedukasi. Pemilihan ini tidak sekedar kompetisi namun tetap menyertakan silaturahmi. Ada perasaan bangga menjadi perempuan Indonesia. Kedepan perempuan Indonesia semakin dihargai bukan hanya karena bodi tetapi kecantikan hati yang dibarengi dengan IQ yang tinggi. Berharap, blog akan menjadi "lembaga legislatif" alias perwakilan suara rakyat perempuan. Bersuara lantang dan berprestasi untuk keluarga dan negeri cukup melalui laptop, notebook, komputer, tablet bahkan telepon genggam.

Ajang bergengsi yang disponsori oleh Acer, Rinso dan brand lainnya ini diselenggarakan dalam rangka ulang tahun KEB yang pertama. Event ini sangat disambut antuasias oleh anggota KEB, terbukti 150 orang tercatat mendaftar dalam pemilihan ajang bergengsi ini. Mereka adalah perempuan blogger dengan beragam profesi. Setelah melalui seleksi administrasi diperoleh 50 besar Calon Srikandi Blogger 2013. Tepat pada Hari Kartini 2013, dipilihlah 10 Finalis Srikandi Blogger 2013. Puncak acara penganugerahan Srikandi Blogger 2013 diselenggarakan pada tanggal 28 April 2013 di Gedung F Kemendiknas Jl. Sudirman, Jakarta. Akhirnya dipilihlah satu pemenang yang berhak menyandang predikat Srikandi Blogger 2013 yaitu Alaika Abdullah, disamping pemenang pendamping lainnya.

Meskipun ajang ini hanya memilih satu pemenang Srikandi Blogger dan beberapa pemenang pendamping, namun saya menganggap bahwa semua anggota KEB adalah Srikandi Blogger. Perempuan yang telah mampu mengaktualisasikan dirinya di era digital. Perempuan yang mampu memberikan informasi, pemikiran, kisah inspiratif bahkan penghiburan melalui media digital.

Srikandi Bloger harus terus digaungkan. Semakin bergaung, semakin besar mewadahi opini dan cerminan perempuan Indonesia seutuhnya.

Jadi, Anda atau Saya Srikandi Blogger, Super Woman Indonesia berikutnya? :)

Baca lanjutannya ya...>>>>>
4.5.13

Rumah di Dalam Hutan Terlarang

Diposting oleh diNa |

Teman-teman... Posting kali ini dimeriahkan oleh tulisan Putri saya, Desi - 13 tahun. Berhubung belum mempunyai blog pribadi, untuk sementara desi mengaktualisasikan dirinya melalui blog ibunya. Selamat menikmati.. mohon masukannya ya.. :)

Pada suatu hari di sebuah sekolah populer di suatu kota, yaitu SMP NUSA 7. "Hai, namaku Lucy, dan ini teman-temanku, Clara, Jack, Albert, Edo, dan Bunga" Di suatu pagi, ada pengumuman bahwa murid kelas 1-B akan ada kegiatan camping di hutan. Clara langsung memberitahu bahwa sebentar lagi kami akan mengikuti kegiatan camping di hutan. Jack si penakut langsung terlihat girang. Spontan kami bertanya kepada Jack, "Jack kenapa kamu terlihat begitu senang?" Jack pun menjawab ,"Apa kalian tidak senang kita akan camping?" "Bukan kami tidak senang, tapi... " Jawab kami hampir bersamaan. "Kenapa?" lanjut Jack penasaran "Karena kita akan dibagi dalam beberapa kelompok, kami kuatir terpisah." Ucap Lucy tampak gelisah "Tenang saja Lucy, kita pasti tidak akan terpisah." Jack berusaha meyakinkan "Kalau begitu kita harus segera bersiap." Lucy mulai tampak tenang.

Mereka akhirnya kembali ke rumah masing-masing mempersiapkan peralatan yang harus dibawa. Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, tiba saatnya kami harus berkumpul sebelum berangkat ke lokasi camping. Kami segera melihat papan pengumuman untuk mengetahui pembagian kelompok yang sudah ditentukan. Betapa gembiranya, ternyata kami masuk dalam satu kelompok yang diketuai oleh Albert. Kami segera berlari ke lapangan dengan semangat. Sesudah diberi amanat oleh kepala sekolah, kami semua berdoa menurut agama masing-masing untuk keselamatan selama camping. Setelah itu semua anggota masuk ke dalam bus.

Kami menempuh perjalanan yang cukup panjang dan melelahkan. Sesampai di tempat tujuan, masing-masing kelompok langsung mendirikan tenda. Setelah itu setiap kelompok diberi tugas masing-masing. Kelompok kami mendapat tugas mencari kayu bakar di hutan. Dengan semangat kami pun bergegas pergi menyusuri hutan mencari kayu bakar. Waktu demi waktu pun berjalan, tanpa disadari ternyata kami sudah jauh dari lokasi perkemahan. Kami pun memutuskan untuk kembali, tetapi kami tersesat dan tidak tahu jalan kembali ke tempat perkemahan. 

Clara merengek ingin pulang, begitu pun dengan Jack. Albert mencoba mencari jalan keluar tetapi tetap tidak ketemu. Aku bingung, apa yang harus aku lakukan? Bunga tiba-tiba berteriak karena dia mendengar sesuatu yang aneh dan menyeramkan. Kami pun kaget mendengar teriakan Bunga. Edo langsung bertanya kepada Bunga "Apa yang kamu dengar Bunga?" Bunga pun menjawab "Aku mendegar suara yang aneh dan menyeramkan." Semua terlihat bingung, Albert pun langsung berkata "Hentikan semua lelucon itu Bunga!" "Hey, siapa yang sedang bercanda!" Intonasi suara bunga agak meninggi. Pertengkaran antara Bunga dan Albert pun tak terelakan. Aku berteriak, "Stop!" "Apa kalian tidak memahami keadaan kita sekarang?" Semuanya terdiam. Tiba-tiba Jack membaca papan yang menempel pada sebuah pohon. "Dilarang memasuki hutan terlarang ini!" Suaranya lantang. Kami kaget dan langsung melihat di sekitar kami. Albert langsung bertanya "Berarti kita dilarang memasuki hutan ini?" Semua mengangguk. 

Tiba-tiba Clara melihat ada sebuah rumah yang berada di tengah hutan terlarang. "Aku tidak pernah melihat rumah yang sangat megah berada di tengah hutan." Cakap Edo. Kami langsung memasuki rumah tersebut. Akhirnya Albert membagi kami dalam beberapa kelompok. Edo dan Bunga di lantai atas, Clara dan Jack di ruang tengah, Albert dan aku di ruang tamu. "Jika ada sesuatu yang terjadi berikan simbol atau menelpon." Seru Albert. Spontan kami mengaguk dan langsung menuju tempat masing-masing. Tiba-tiba Bunga melihat sesosok wanita berdiri di depan pintu warna hijau. Bunga pun menghampirinya, namun tiba-tiba wanita itu menghilang begitu saja. Bunga langsung berteriak, Edo pun menghampirinya dan bertanya "Ada apa Bunga?" Bunga menjawab "Tadi ada sesosok wanita berdiri di depan pintu ini" Seru bunga sambil menunjuk pintu berwarna hijau. "Dia memakai baju berwarna putih, rambutnya panjang menutupi wajahnya, berkulit putih, dan kakinya tidak menempel tanah." Edo pun langsung tegang dan membawa Bunga ke lantai bawah. Clara dan Jack ternyata mengalami hal yang sama, mereka melihat sesosok anak kecil membawa boneka kayu. Clara dan Jack pun berteriak dan langsung pergi dari tempat itu. Albert dan aku mengalami hal yang tidak jauh berbeda. Kami melihat sesosok laki-laki berbaju putih, tinggi, besar dan tubuhnya melayang. Aku dan Albert kaget bukan kepalang. Kami pun berteriak sambil berlari. 

Akhirnya kami semua bergegas keluar dari rumah itu. Kami saling menceritakan kejadian masing-masing. "Sebenarnya apa yang terjadi dengan rumah itu?" Tanya Edo. Kami semua menggeleng kepala. Tiba- tiba ada seorang kakek yang menghampiri kami. "Apa kalian tidak merasa takut memasuki rumah itu?" cakap kakek. Kami semua bingung, tidak tahu apa yang dimaksud oleh kakek tersebut. "Maksud kakek apa?" tanyaku. Kakek itu pun langsung menceritakan peristiwa yang pernah terjadi di rumah itu. "Dahulu kala rumah ini dihuni oleh sebuah keluarga yang sangat damai, namun tiba-tiba ibunya yang telah menjanda ingin menikah lagi." "Ayah tirinya ternyata sangat kejam, dia ingin membunuh istri dan anak-anak tirinya untuk mendapatkan hartanya." Lanjut si Kakek. "Setelah membunuh keluarganya, ia membawa pergi anaknya yang masih bayi, keluarga itu pun ingin membalas dendam ayah tirinya, dan ingin merebut anaknya kembali dari tangannya." Seusai bercerita tiba-tiba kakek itu memberikan amanat "Nak, segeralah pergi dari tempat ini sebelum matahari terbenam karena setiap orang yang masuk ke hutan ini tidak pernah kembali dengan selamat." Kakek itu pun langsung menghilang begitu saja. Kami kaget dan mulai bertanya-tanya "Apa yang harus kita lakukan sekarang?" Ucap kami hampir bersamaan. Panik dan takut mengelilingi hati kami. 

"Bagaimana ini?" tanyaku. Semua menggelengkan kepala. "Hanya ada satu cara, kita harus kembali sebelum matahari tenggelam." Seruku. Semuanya setuju dan kami segera berlari meninggalkan hutan tersebut. Namun tiba-tiba celana Edo sobek, kami pun tertawa terbahak-bahak, kami tidak menyadari bahwa sebentar lagi matahari akan terbenam. "Hei.. lihat, matahari sebentar lagi akan terbenam" Teriakku. Kami langsung berlari terengah-engah. "Hei, bagaimana dengan celanaku guys?" tanya Edo terlihat sangat malu. "Sudahlah sekarang bukan waktu yang tepat untuk membahas celanamu Edo" cakap Bunga. Kami kembali melanjutkan perjalanan, tak terasa hari mulai terlihat gelap dan matahari mulai terbenam. Akhirnya kami memutuskan untuk beristirahat. "Guys, bagaimana cara kita keluar dari sini?" tanyaku. Semua terlihat bingung. "Mungkin kita harus mencari jalan lain untuk memecahkan masalah ini." jawab Albert. Tiba-tiba Edo merasa ada tangan yang memeluknya, ia langsung terbangun, namun ternyata itu hanya mimpi. 

Hari kembali pagi, kami pun meneruskan perjalanan menuju ke perkemahan. Meskipun kami telah berjalan berjam-jam dan hari mulai menjelang senja, namun kami merasa hanya mengelilingi rumah megah itu. "Bagaimana ini?" tanyaku. Kami mulai panik dan mencoba mencari jalan keluar. "Hey guys bukannya kata kakek yang kemarin kita temui, kita harus meninggalkan tempat ini sebelum matahari terbenam, jika tidak, kita tidak akan selamat." Cakap Clara. Akhirnya semua mencoba untuk mencari si kakek. "Kita akan mencari dimana?" tanya Jack. "Mungkin jika ia sakti, ia langsung bisa berada di sini" canda Bunga, "Hey, sudahlah kita harus bergerak cepat sebelum terlambat" Albert mengingatkan kami. "Kita tidak menemukan kakek tersebut, hanya ada satu cara, yaitu memasuki rumah itu." Lanjut Albert. 

"Aku tidak mau memasuki rumah berhantu itu lagi" tolak Jack. Semua langsung memandang Jack dengan wajah marah. Jack pun tidak berani menolak. Akhirnya kami memasuki rumah rumah itu kembali. Kakek itupun kembali muncul dan langsung menghampiri kami. "Nak, kalian belum meninggalkan tempat ini?" tanya kakek itu. “Belum kek, kami terlambat meninggalkan tempat ini" jawabku. "Hanya ada satu cara lagi, kalian harus menemukan jasad bayi yang di bawa oleh ayah tirinya" cakap kakek itu. Kami kebingungan, tiba-tiba kakek itu menghilang. Kami pun langsung mencari jasat bayi tersebut ke dalam hutan. Albert langsung membagi kelompok "Aku tidak ingin memegang mayat" rengek Jack. "Jack tidak ada cara lain lagi" cakap Albert. "Karena ini satu-satunya cara yang terakhir." Lanjut Albert. 

Kami langsung berpencar, tiba-tiba Bunga merasa ada seseorang yang mengikutinya "Edo apa kamu tidak merasa ada yang mengikuti kita?" tanya Bunga "Tidak" jawab Edo “Lho mengapa hanya aku yang merasakannya?" batin Bunga. Clara dan Jack pun kembali melihat anak kecil yang mereka temui kemarin. Mereka pun langsung berlari. Aku dan Albert tiba-tiba melihat kain di atas lumpur, kami pun langsung menarik kain tersebut. Ternyata di dalamnya ada jasad bayi yang mereka cari. Kami pun segera mencari teman-teman. Akhirnya kami bertemu di depan rumah megah berhantu itu. Kami masuk ke dalam rumah itu dan memandikan jasad bayi tersebut dan meletakannya di ranjang. Setelah selesai tiba-tiba ada "sekelompok keluarga" yang mendekati kami dan mengucapkan terima kasih. Ternyata mereka adalah "keluarga" yang dibunuh oleh ayah tirinya. Kami pun segera meninggalkan hutan tersebut. 

Tiba-tiba kami telah berada di lokasi perkemahan. Kami sangat senang karena kami semua selamat. "Hey, kalian dari mana saja?" tanya ketua camping. "Ceritanya sangat panjang" jawab kami hampir bersamaan. Akhirnya camping pun berakhir dan pengalaman itu akan menjadi pengalaman yang sangat istimewa di hati kami. Kami pun akhirnya sering mengunjungi hutan itu untuk memberikan doa kepada keluarga yang tinggal di rumah itu.


Penulis : My beloved Desi - 13 tahun

Baca lanjutannya ya...>>>>>
18.1.13

Semangat KEB, Semangat Saya

Diposting oleh diNa |


Saya berkenalan dengan blog sekitar tahun 2008. Salah satu majalah perempuan lah yang membuat saya akhirnya jatuh cinta dengan dunia blog. Kupasan tentang para blogger perempuan dengan maha karyanya telah mencuri perhatian saya. Seperti disiram bensin, hati saya membara ingin seperti mereka. Kalau mereka bisa, kenapa saya tidak? 

Saat pertama kali ngeblog saya berjanji dalam hati akan posting seminggu sekali. Ternyata susah. Saya tidak bisa membagi waktu dengan rutinitas saya. Akhirnya sebulan dua kali, sebulan satu kali, bahkan pernah tiga bulan baru posting, hehehe.. Tak apa, yang penting saya masih mempunyai semangat untuk ngeblog.

Ngeblog membuat saya kenal dengan beberapa teman, terutama yang berasal dari Jawa Timur. Entah, mungkin karena merasa berasal dari daerah yang sama, kami menjadi lebih cepat akrab. Meskipun kami telah lama ber-haha hihi di dunia maya, namun belum pernah sekali pun kami kopdar, hehehe..

Dari teman saya Rosa lah akhirnya saya masuk ke dalam group BBM Emak2 Blogger (thanks to Rosa). Singkat cerita saya akhirnya di-invite mak Mira ke dalam group Facebook Kumpulan Emak2 Blogger (KEB). Meskipun telah resmi masuk di group KEB, tapi saya hampir tidak pernah menyambanginya. Bukan apa-apa, saat itu saya memang telah jarang bermain FB.

Hingga pada suatu saat saya mendapat broadcast BBM dari Mak Mira Sahid mengenai proyek antologi yang dibuat KEB untuk menyambut ulang tahunnya yang pertama. Waaahhh... saya nafsu banget pengen ikutan. Siapa tahu impian saya bisa terwujud. Yup, saya pengen sekali mempunyai buku, meskipun itu buku kumpulan cerita bersama beberapa penulis lainnya. Sejak itulah saya sering nengok group KEB di FB.

Jujur, proyek antologi "Ngeblog Terapi Jiwa" membuat saya semakin bersemangat menulis. Setiap pulang kantor, meskipun capek dan kantuk menyerang, saya selalu menyempatkan diri merampungkan tulisan untuk "melamar" menjadi bagian dari 1st project KEB. Akhirnya tulisan saya bertitle "Tuhan Membaca Blog Saya" klar, puaaass... Yang membuat hati saya lebih puas lagi, tulisan saya terpilih untuk mengkontribusi proyek antologinya KEB yang pertama bersama 24 penulis lainnya. Duuuhhh... senangnya.

Sekarang hampir setiap hari saya berusaha menyempatkan diri bertandang di group KEB. Entah di sela-sela break kerja atau setelah pulang kerja. Semakin sering berkunjung, saya semakin berdecak kagum. Group ini mampu mengumpulkan para perempuan hebat dalam satu wadah. Para emak yang produktif, melek teknologi dan berwawasan luas. Bahkan banyak emak yang tulisannya sering nongol di media, sering menang lomba, pun ada beberapa yang sudah menerbitkan buku. Salut!

Meskipun saya belum banyak kenal dekat dengan emak2 KEB, namun saya mendapatkan semangat baru dan ilmu baru dari group ini. Semoga KEB semakin melebarkan sayapnya sampai ke kota-kota besar lainnya, termasuk Surabaya. Semoga konsep KEB semakin berwarna tanpa meninggalkan core concept yang sudah dibangun. Semoga KEB semakin produktif menerbitkan buku, dan semoga KEB semakin eksis dan sukses menyebarkan virus ngeblog buat para emak.

Yang tak kalah penting, semoga bersama KEB ilmu menulis saya semakin bertambah luas, seluas persahabatan dengan para emak, peluuukkkss...

Happy B’day KEB, selamat ulang tahun wadah emak-emak hebat...

Baca lanjutannya ya...>>>>>
Subscribe