google-site-verification: google0ff5c5556fbbcbba.html

.:l jendela l:.

Celah Sirkulasi Untuk Berbagi

14.5.13

Super Woman Indonesia

Diposting oleh diNa |



Foto diambil dari sini

"Rumah di Dalam Hutan Terlarang" adalah posting terbaru di blog saya. Seperti mendapat durian runtuh, undian, dan segala yang menyenangkan, hati saya sangat bahagia, surprise, kaget bercampur jadi satu. Desi, buah hati yang "terlahir" bukan dari rahim saya ternyata juga mempunyai minat di bidang menulis. Inilah anak Allah yang akhirnya melengkapi Kartu Keluarga kami setelah 16 tahun menunggu. Kini saya "berani" mengklaim sebagai perempuan seutuhnya.

Ada banyak perubahan suasana di kantor pertama (baca : rumah). Dulu, setiap pagi saya hanya membantu menyiapkan sarapan dan kebutuhan pagi suami. Kini rumah tangga kami benar-benar komplit. Setiap pagi saya bangun lebih awal karena Desi perlu atensi. Mulai dari membangunkan sholat subuh dan menyiapkan keperluan sekolah sampai mengantarkan Desi ke pintu gerbang saat mobil antar jemputnya datang. Setelah itu baru saya berangkat ke kantor kedua (baca : kantor).

Ikhlas dan tetap menjaga passion adalah ramuan mujarab agar saya tetap mempunyai performansi yang bagus, baik di kantor pertama maupun kantor kedua. Anak dan suami, merupakan kolaborasi dua suplemen yang "memaksa" saya harus "juara" setiap harinya. Harus selalu memberikan yang terbaik untuk kedua kantor saya. Ada satu lagi suplemen yang harus tetap hidup agar saya lebih "hidup", yaitu blog. Bagi saya blog adalah trek joging alias media untuk berlari-lari. Blog mampu menampung segala pelarian suasana hati. Kadang kantor yang satu sedang dalam suasana kurang menyenangkan namun kantor yang lain memberi hiburan. Kadang juga seperti sudah janjian, kedua kantor memberi kontribusi yang kurang menggairahkan. Blog-lah tempat pelarian saya.

Awalnya, saya pikir blog hanya "ember" tempat muntahan masalah hidup. Ada perasaan plong ketika sampah masalah sudah termuntahkan. Berkembang, banyak yang memuntahkan sampah masalah namun satu paket dengan pemecahannya. Disinilah saya mulai mempunyai hobi berselancar. Banyak pemecahan masalah menjadi inspirasi yang tidak menggurui. Coba hitung berapa jumlah pundi-pundi pahala yang diraupnya. Semakin banyak orang membaca dan termotivasi, tentu semakin banyak pula pahala yang didapat. Subhanallah. Inilah nikmatnya berbagi.

Semakin sering berselancar saya mendapatkan "obat pencahar". Kebuntuan hidup menjadi terhibur, bahkan tersolusi disini. Saya mengumpamakan blog seperti play ground. Tempat yang indah dan menyenangkan untuk bermain. Bahkan bermain yang edukatif. Benar-benar syaraf-syaraf yang mulai malas mampu dihidupkan kembali untuk terus belajar. Otak tak henti-henti dirangsang untuk ikut berpikir dan beropini.

Semakin hari, semakin banyak saya menemukan emak-emak bloger yang kreatif. Kemampuan memilih angle, gaya bertutur hingga opini kelas tinggi menjadi jurus wajib para emak. Media digital inipun akhirnya mampu diberdayakan sebagai media menjaring rejeki. Banyak atensi dan apresiasi bagi emak-emak kreatif ini. Saya pun pernah merasakan perasaan berbunga-bunga saat beberapa iklan hinggap di blog saya.

Saya bersyukur diterima di KEB (Kumpulan Emak Blogger). Komunitas positif yang mengajarkan saya untuk bersilaturahmi dan edukasi. Otak yang penuh oleh tugas dan kewajiban di dua kantor butuh stimulus khusus untuk memasukan "ajaran" dan ilmu hidup dengan mulus. Blog mampu untuk memenuhi kebutuhan itu. Tidak hanya sekedar aktualisasi dan menghirup rejeki, blog adalah alat perjuangan bagi kaum perempuan modern saat ini. Karya yang ada tidak sekedar cerminan hati, tapi juga opini. Kita wajib berterima kasih kepada Kartini dan teknologi yang terus berkembang. Melalui media digital tanpa embel-embel jarak, ruang dan waktu, kita bisa menyuarakan perubahan gaya dan kebutuhan perempuan modern tanpa harus meninggalkan kecintaan pada keluarga dan kantor utama.

Era digital adalah momentum perubahan "budaya" perempuan Indonesia. Media ini harus ditangkap dengan cerdas dan kreatif sebagai corong beberapa kegiatan dan perasaan. Terlebih, semakin hari harga gadget semakin terjangkau sebagai modal awal alat bersilaturahmi, beropini dan berjuang.

Ajang Pemilihan Srikandi Bloger 2013 adalah wujud nyata dari perjuangan kaum perempuan. Disini
KEB berperan sebagai wadah aktualisasi yang mengedukasi. Pemilihan ini tidak sekedar kompetisi namun tetap menyertakan silaturahmi. Ada perasaan bangga menjadi perempuan Indonesia. Kedepan perempuan Indonesia semakin dihargai bukan hanya karena bodi tetapi kecantikan hati yang dibarengi dengan IQ yang tinggi. Berharap, blog akan menjadi "lembaga legislatif" alias perwakilan suara rakyat perempuan. Bersuara lantang dan berprestasi untuk keluarga dan negeri cukup melalui laptop, notebook, komputer, tablet bahkan telepon genggam.

Ajang bergengsi yang disponsori oleh Acer, Rinso dan brand lainnya ini diselenggarakan dalam rangka ulang tahun KEB yang pertama. Event ini sangat disambut antuasias oleh anggota KEB, terbukti 150 orang tercatat mendaftar dalam pemilihan ajang bergengsi ini. Mereka adalah perempuan blogger dengan beragam profesi. Setelah melalui seleksi administrasi diperoleh 50 besar Calon Srikandi Blogger 2013. Tepat pada Hari Kartini 2013, dipilihlah 10 Finalis Srikandi Blogger 2013. Puncak acara penganugerahan Srikandi Blogger 2013 diselenggarakan pada tanggal 28 April 2013 di Gedung F Kemendiknas Jl. Sudirman, Jakarta. Akhirnya dipilihlah satu pemenang yang berhak menyandang predikat Srikandi Blogger 2013 yaitu Alaika Abdullah, disamping pemenang pendamping lainnya.

Meskipun ajang ini hanya memilih satu pemenang Srikandi Blogger dan beberapa pemenang pendamping, namun saya menganggap bahwa semua anggota KEB adalah Srikandi Blogger. Perempuan yang telah mampu mengaktualisasikan dirinya di era digital. Perempuan yang mampu memberikan informasi, pemikiran, kisah inspiratif bahkan penghiburan melalui media digital.

Srikandi Bloger harus terus digaungkan. Semakin bergaung, semakin besar mewadahi opini dan cerminan perempuan Indonesia seutuhnya.

Jadi, Anda atau Saya Srikandi Blogger, Super Woman Indonesia berikutnya? :)

Baca lanjutannya ya...>>>>>
4.5.13

Rumah di Dalam Hutan Terlarang

Diposting oleh diNa |

Teman-teman... Posting kali ini dimeriahkan oleh tulisan Putri saya, Desi - 13 tahun. Berhubung belum mempunyai blog pribadi, untuk sementara desi mengaktualisasikan dirinya melalui blog ibunya. Selamat menikmati.. mohon masukannya ya.. :)

Pada suatu hari di sebuah sekolah populer di suatu kota, yaitu SMP NUSA 7. "Hai, namaku Lucy, dan ini teman-temanku, Clara, Jack, Albert, Edo, dan Bunga" Di suatu pagi, ada pengumuman bahwa murid kelas 1-B akan ada kegiatan camping di hutan. Clara langsung memberitahu bahwa sebentar lagi kami akan mengikuti kegiatan camping di hutan. Jack si penakut langsung terlihat girang. Spontan kami bertanya kepada Jack, "Jack kenapa kamu terlihat begitu senang?" Jack pun menjawab ,"Apa kalian tidak senang kita akan camping?" "Bukan kami tidak senang, tapi... " Jawab kami hampir bersamaan. "Kenapa?" lanjut Jack penasaran "Karena kita akan dibagi dalam beberapa kelompok, kami kuatir terpisah." Ucap Lucy tampak gelisah "Tenang saja Lucy, kita pasti tidak akan terpisah." Jack berusaha meyakinkan "Kalau begitu kita harus segera bersiap." Lucy mulai tampak tenang.

Mereka akhirnya kembali ke rumah masing-masing mempersiapkan peralatan yang harus dibawa. Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, tiba saatnya kami harus berkumpul sebelum berangkat ke lokasi camping. Kami segera melihat papan pengumuman untuk mengetahui pembagian kelompok yang sudah ditentukan. Betapa gembiranya, ternyata kami masuk dalam satu kelompok yang diketuai oleh Albert. Kami segera berlari ke lapangan dengan semangat. Sesudah diberi amanat oleh kepala sekolah, kami semua berdoa menurut agama masing-masing untuk keselamatan selama camping. Setelah itu semua anggota masuk ke dalam bus.

Kami menempuh perjalanan yang cukup panjang dan melelahkan. Sesampai di tempat tujuan, masing-masing kelompok langsung mendirikan tenda. Setelah itu setiap kelompok diberi tugas masing-masing. Kelompok kami mendapat tugas mencari kayu bakar di hutan. Dengan semangat kami pun bergegas pergi menyusuri hutan mencari kayu bakar. Waktu demi waktu pun berjalan, tanpa disadari ternyata kami sudah jauh dari lokasi perkemahan. Kami pun memutuskan untuk kembali, tetapi kami tersesat dan tidak tahu jalan kembali ke tempat perkemahan. 

Clara merengek ingin pulang, begitu pun dengan Jack. Albert mencoba mencari jalan keluar tetapi tetap tidak ketemu. Aku bingung, apa yang harus aku lakukan? Bunga tiba-tiba berteriak karena dia mendengar sesuatu yang aneh dan menyeramkan. Kami pun kaget mendengar teriakan Bunga. Edo langsung bertanya kepada Bunga "Apa yang kamu dengar Bunga?" Bunga pun menjawab "Aku mendegar suara yang aneh dan menyeramkan." Semua terlihat bingung, Albert pun langsung berkata "Hentikan semua lelucon itu Bunga!" "Hey, siapa yang sedang bercanda!" Intonasi suara bunga agak meninggi. Pertengkaran antara Bunga dan Albert pun tak terelakan. Aku berteriak, "Stop!" "Apa kalian tidak memahami keadaan kita sekarang?" Semuanya terdiam. Tiba-tiba Jack membaca papan yang menempel pada sebuah pohon. "Dilarang memasuki hutan terlarang ini!" Suaranya lantang. Kami kaget dan langsung melihat di sekitar kami. Albert langsung bertanya "Berarti kita dilarang memasuki hutan ini?" Semua mengangguk. 

Tiba-tiba Clara melihat ada sebuah rumah yang berada di tengah hutan terlarang. "Aku tidak pernah melihat rumah yang sangat megah berada di tengah hutan." Cakap Edo. Kami langsung memasuki rumah tersebut. Akhirnya Albert membagi kami dalam beberapa kelompok. Edo dan Bunga di lantai atas, Clara dan Jack di ruang tengah, Albert dan aku di ruang tamu. "Jika ada sesuatu yang terjadi berikan simbol atau menelpon." Seru Albert. Spontan kami mengaguk dan langsung menuju tempat masing-masing. Tiba-tiba Bunga melihat sesosok wanita berdiri di depan pintu warna hijau. Bunga pun menghampirinya, namun tiba-tiba wanita itu menghilang begitu saja. Bunga langsung berteriak, Edo pun menghampirinya dan bertanya "Ada apa Bunga?" Bunga menjawab "Tadi ada sesosok wanita berdiri di depan pintu ini" Seru bunga sambil menunjuk pintu berwarna hijau. "Dia memakai baju berwarna putih, rambutnya panjang menutupi wajahnya, berkulit putih, dan kakinya tidak menempel tanah." Edo pun langsung tegang dan membawa Bunga ke lantai bawah. Clara dan Jack ternyata mengalami hal yang sama, mereka melihat sesosok anak kecil membawa boneka kayu. Clara dan Jack pun berteriak dan langsung pergi dari tempat itu. Albert dan aku mengalami hal yang tidak jauh berbeda. Kami melihat sesosok laki-laki berbaju putih, tinggi, besar dan tubuhnya melayang. Aku dan Albert kaget bukan kepalang. Kami pun berteriak sambil berlari. 

Akhirnya kami semua bergegas keluar dari rumah itu. Kami saling menceritakan kejadian masing-masing. "Sebenarnya apa yang terjadi dengan rumah itu?" Tanya Edo. Kami semua menggeleng kepala. Tiba- tiba ada seorang kakek yang menghampiri kami. "Apa kalian tidak merasa takut memasuki rumah itu?" cakap kakek. Kami semua bingung, tidak tahu apa yang dimaksud oleh kakek tersebut. "Maksud kakek apa?" tanyaku. Kakek itu pun langsung menceritakan peristiwa yang pernah terjadi di rumah itu. "Dahulu kala rumah ini dihuni oleh sebuah keluarga yang sangat damai, namun tiba-tiba ibunya yang telah menjanda ingin menikah lagi." "Ayah tirinya ternyata sangat kejam, dia ingin membunuh istri dan anak-anak tirinya untuk mendapatkan hartanya." Lanjut si Kakek. "Setelah membunuh keluarganya, ia membawa pergi anaknya yang masih bayi, keluarga itu pun ingin membalas dendam ayah tirinya, dan ingin merebut anaknya kembali dari tangannya." Seusai bercerita tiba-tiba kakek itu memberikan amanat "Nak, segeralah pergi dari tempat ini sebelum matahari terbenam karena setiap orang yang masuk ke hutan ini tidak pernah kembali dengan selamat." Kakek itu pun langsung menghilang begitu saja. Kami kaget dan mulai bertanya-tanya "Apa yang harus kita lakukan sekarang?" Ucap kami hampir bersamaan. Panik dan takut mengelilingi hati kami. 

"Bagaimana ini?" tanyaku. Semua menggelengkan kepala. "Hanya ada satu cara, kita harus kembali sebelum matahari tenggelam." Seruku. Semuanya setuju dan kami segera berlari meninggalkan hutan tersebut. Namun tiba-tiba celana Edo sobek, kami pun tertawa terbahak-bahak, kami tidak menyadari bahwa sebentar lagi matahari akan terbenam. "Hei.. lihat, matahari sebentar lagi akan terbenam" Teriakku. Kami langsung berlari terengah-engah. "Hei, bagaimana dengan celanaku guys?" tanya Edo terlihat sangat malu. "Sudahlah sekarang bukan waktu yang tepat untuk membahas celanamu Edo" cakap Bunga. Kami kembali melanjutkan perjalanan, tak terasa hari mulai terlihat gelap dan matahari mulai terbenam. Akhirnya kami memutuskan untuk beristirahat. "Guys, bagaimana cara kita keluar dari sini?" tanyaku. Semua terlihat bingung. "Mungkin kita harus mencari jalan lain untuk memecahkan masalah ini." jawab Albert. Tiba-tiba Edo merasa ada tangan yang memeluknya, ia langsung terbangun, namun ternyata itu hanya mimpi. 

Hari kembali pagi, kami pun meneruskan perjalanan menuju ke perkemahan. Meskipun kami telah berjalan berjam-jam dan hari mulai menjelang senja, namun kami merasa hanya mengelilingi rumah megah itu. "Bagaimana ini?" tanyaku. Kami mulai panik dan mencoba mencari jalan keluar. "Hey guys bukannya kata kakek yang kemarin kita temui, kita harus meninggalkan tempat ini sebelum matahari terbenam, jika tidak, kita tidak akan selamat." Cakap Clara. Akhirnya semua mencoba untuk mencari si kakek. "Kita akan mencari dimana?" tanya Jack. "Mungkin jika ia sakti, ia langsung bisa berada di sini" canda Bunga, "Hey, sudahlah kita harus bergerak cepat sebelum terlambat" Albert mengingatkan kami. "Kita tidak menemukan kakek tersebut, hanya ada satu cara, yaitu memasuki rumah itu." Lanjut Albert. 

"Aku tidak mau memasuki rumah berhantu itu lagi" tolak Jack. Semua langsung memandang Jack dengan wajah marah. Jack pun tidak berani menolak. Akhirnya kami memasuki rumah rumah itu kembali. Kakek itupun kembali muncul dan langsung menghampiri kami. "Nak, kalian belum meninggalkan tempat ini?" tanya kakek itu. “Belum kek, kami terlambat meninggalkan tempat ini" jawabku. "Hanya ada satu cara lagi, kalian harus menemukan jasad bayi yang di bawa oleh ayah tirinya" cakap kakek itu. Kami kebingungan, tiba-tiba kakek itu menghilang. Kami pun langsung mencari jasat bayi tersebut ke dalam hutan. Albert langsung membagi kelompok "Aku tidak ingin memegang mayat" rengek Jack. "Jack tidak ada cara lain lagi" cakap Albert. "Karena ini satu-satunya cara yang terakhir." Lanjut Albert. 

Kami langsung berpencar, tiba-tiba Bunga merasa ada seseorang yang mengikutinya "Edo apa kamu tidak merasa ada yang mengikuti kita?" tanya Bunga "Tidak" jawab Edo “Lho mengapa hanya aku yang merasakannya?" batin Bunga. Clara dan Jack pun kembali melihat anak kecil yang mereka temui kemarin. Mereka pun langsung berlari. Aku dan Albert tiba-tiba melihat kain di atas lumpur, kami pun langsung menarik kain tersebut. Ternyata di dalamnya ada jasad bayi yang mereka cari. Kami pun segera mencari teman-teman. Akhirnya kami bertemu di depan rumah megah berhantu itu. Kami masuk ke dalam rumah itu dan memandikan jasad bayi tersebut dan meletakannya di ranjang. Setelah selesai tiba-tiba ada "sekelompok keluarga" yang mendekati kami dan mengucapkan terima kasih. Ternyata mereka adalah "keluarga" yang dibunuh oleh ayah tirinya. Kami pun segera meninggalkan hutan tersebut. 

Tiba-tiba kami telah berada di lokasi perkemahan. Kami sangat senang karena kami semua selamat. "Hey, kalian dari mana saja?" tanya ketua camping. "Ceritanya sangat panjang" jawab kami hampir bersamaan. Akhirnya camping pun berakhir dan pengalaman itu akan menjadi pengalaman yang sangat istimewa di hati kami. Kami pun akhirnya sering mengunjungi hutan itu untuk memberikan doa kepada keluarga yang tinggal di rumah itu.


Penulis : My beloved Desi - 13 tahun

Baca lanjutannya ya...>>>>>
Subscribe