google-site-verification: google0ff5c5556fbbcbba.html

.:l jendela l:.

Celah Sirkulasi Untuk Berbagi

16.7.08

All About 'Me'

Diposting oleh diNa |



All about 'me' (baca: mie). Inilah makanan 'wajib' yang harus disantap saat pulkam ke Jogja. Sejak pertama kali hijrah ke Surabaya sampai saat ini, saya terus berburu mie kesukaan saya. Hasilnya nihil. Walau berbagai brand sudah sangat nJogja, namun tetep saja tidak sama dengan kebiasaan di Jogja. Mienya beda, masaknya tidak pake arang, bukan telor bebek, belum lagi soal perbedaan harga. Dulu pernah ada yang eksis di Mall, harga satu piring hampir sama dengan 3 piring di Jogja. Mahal? gak juga bagi orang-orang yang berduit. Bagi saya, yah.. tetap mahal. Di Jogja, mie adalah bagian ritual saya, terutama saat hari pertama sampai di Jogja dan pada saat akan meninggalkan Jogja.

Kalau mau yang instant, artinya cepat saji, saya pilih Mie Kadin. Tempatnya luas, tukang masaknya banyak dan dekat rumah. Di sini, mie godog adalah pilihan saya. Dulu, di warung ini banyak terpampang foto-foto orang penting era orba. Hal ini membuktikan banyaknya orang penting yang berhobi mie. Suasana di sini yang semula biasa menjadi seru dengan hadirnya Keroncong Funky. Walau usia para pemain sudah beranjak melampaui dewasa, namun mereka fasih menyanyikan lagu-lagu yang lagi top. Benar-benar kompilasi hebat. Dewa 19, Ungu, Nidji, The Rock mendadak berbaur dengan lagu-lagu ori-nya keroncong Jembatan Merah, Bengawan Solo, Selendang Sutera dsb.

Kalau mau sabar ya ke Bakmi Pak Kumis. Letaknya di pertigaan Kota Baru. Di sini, penjualnya emang berkumis. Yang paling dasyat, menurut saya adalah mie godognya (rebus), kuahnya tersaji cair, menyegarkan. Hati-hati dengan cabai hijaunya. Masih hijau tapi sudah menyengat. Nah, walau ada susu segar dan jeruk, coba pilih teh panasnya. Saya tidak tahu, kenapa tehnya benar-benar bikin plong. Soal harga?, murah tenan. Nah, di Pak Kumis ini tempatnya emang benar-benar hanya untuk orang-orang sabar. Lha piye, Pak Kumis hobinya pulang ke Wonosari Gunung Kidul. Jauh-jauh dikunjungi, tertanya libur. Bukan apes, tapi nggelani.....

Ada lagi Mie Mercon. Ini benar-benar klasik pol. Bayangin saja, tempatnya saja di pojokan sebelah barat Pojok Beteng Kulon. Bangkunya kuno. Mayoritas lesehan. Bakmi godognya dasyat. Benar-benar segar. Kalau mau komplit, rasakan dasyatnya balungan (tulang belulang) ayam. Kalau mau hangat, pilih duduk dekat anglo. Percikan arang dan suara decit kipas anyaman bambu sungguh mengasyikan. Soal menu minuman, di sini paling asyik jenis dan penyanjiannya. Teh panas, gula batu. Bonus satu cangkir kentelan, yaitu seduhan teh kental. Fungsinya sebagai alat ngejok alias refil. Tape ketan panasnya juga asyik. Hari biasa saja tempat ini cukup ramai, apalagi pas harpitnas dan lebaran, wuih minta ampun antrinya. "Nenggo kalih doso", suara perempuan paruh baya asisten chef, yang artinya nunggu dua puluh masakan lagi...
Mie Terban. Tempatnya di pasar Terban, sebelah pompa bensin. Biasanya, di kios sederhana ini, pak Tua chef utama meladeni para pelanggan. Sayang, 5 bulan lalu beliau pergi untuk selama-lamanya gara-gara sepeda motor menerjang tubuh rentanya. Syukur, anak laki-lakinya mampu mengambil alih estafet. Hasilnya, tidak mengecewakan. Mie godognya tetap segar. Tidak nek oleh bumbu masak. Jangan lupa, selalu pesan mie campur, bihun campur mie kuning. Nah, di sini Anda ketemu wedang ronde. Jadi, siapin tisu atau handuk buat kocoran keringat Anda.

Nah, kalau waktu cukup panjang dan bukan libur besar, Mie Mbah Mo adalah favorit saya. Dari Jogja, pilih jalur menuju Parang Tritis. Sampai perempatan Manding, penghasil kerajinan kulit, belok ke kiri. Ikuti sign board Bakmi Mbah Mo. Jauh, memang... Inilah generasi kedua Mbah Mo yang akan melayani Anda. Tempatnya di dalam kampung. Bangunannya juga sederhana. Bangku-bangku panjang mengapit meja-meja besar. Di dalam, ada tempat nyempil yang dikurung pagar bambu. Inilah tempat VIP. Saya pun tertawa dalam hati saat mendengar pengunjung dan penjual diskusi soal tempat VIP tadi. Namun, saya benar-benar percaya saat kunjungan ke empat saya, karena orang nomor satu di MPR hadir bersama keluarga untuk nge-mie. Sayang, tempat VIP sudah saya kuasai bersama keluarga. Soal rasa, jangan berkomentar sebelum mencoba. Standar mie ada di sini, anglo arang, telor bebek, mihun, mie kuning... soal rasa? All about mie!



Baca lanjutannya ya...>>>>>
Subscribe