Enakan mana kerja pakai seragam atau baju bebas? Kayanya pakai seragam lebih enak ya.. yang jelas lebih irit, kelihatan kompak dan ga perlu mikir mode. Tapi tidak enaknya engga bisa nggaya dan engga bisa nyoba mode yang macem-macem. Sebenarnya fungsi utama baju untuk menutupi aurat dan menjaga tubuh dari segala cuaca. Tapi hari gini baju mempunyai fungsi lain, baju bisa untuk aktualisasi diri yang berujung gengsi. Penghormatan spontan bisa terjadi manakala tampilan belaka yang di kedepankan.
Mode memang menuntut perputaran cepat. Untuk itu kenapa sering kita jumpai seseorang yang dengan cepatnya beralih dari satu mode baju ke mode baju yang lainnya. Mengikuti mode berarti harus siap isi kantong tergerus. Fenomena ini mungkin yang memunculkan konsep mix & match. Tapi ternyata itupun tidak selalu menjadi solusi yang tepat.
Karib bahkan lebih luas lagi yang disebut gank, bahkan ada yang lebih luas lagi yang disebut komunitas adalah kondisi yang turut andil besar membentuk kita dalam berpenampilan. Lingkaran di dalamnya seperti lingkaran setan, maju kena mundur kena. Artinya kalau kita sudah kecemplung seperti teh celup, harus larut menyatu. Di luar baju, kebiasaan nongkrong di café mau tidak mau harus diikuti. Berapa kocek yang mengalir untuk secangkir kopi? Berapa kali sebulan dan dimana? Apakah cafe yang dituju ada fasilitas diskon dari kartu kredit atau tidak? Kalau gak ada diskon kocek akan semakin dalam terogoh. Belum makan malamnya loh.. Belum clubingnya loh.. Bukan itu saja, harus dihitung juga kita menjadi bagian dari berapa komunitas. Kalau satu komunitas aktif saja rajin mencetak debet di buku tabungan, bagaimana kalau banyak komunitas yang kita ikuti? Eksis emang menuntut branding diri di mana-mana.
Eksitensi dan akutualisasi memang perlu. Tekanan pekerjaan dan era dimana kita hidup turut menutut. Terlebih kalau kita masuk di dunia jasa, jaringan adalah media koneksitas berbagai macam orang dengan berbagai latar belakang. Jika mampu mempersatukan, ada titik terang urusan pekerjaan dan bisnis jadi lancar.
Kembali ke uraian di depan. Untuk menikmati status eksis di linkungan kerja saja kita sudah diporakporandakan urusan penampilan, apalagi harus menyadang status eksis di luar kantor, byuh byuh pusing mikirnya. Rasanya kita memang harus menggali potensi diri, syukur menjadi spesialis, sehingga eksis bukan hanya dari sektor penampilan dan haha hihi, tetapi dari prestasi. Rasa-rasanya cara ini emang paling murah, tapi harus dilakoni secara fokus dan serius. Bagaimana, mau eksis gaya yang mana?
Langganan:
Postingan (Atom)
Follow me
About me
Popular Post
Recent Comments
Friends
Online
Visitors Since 29/1/09
Blog List
-
-
-
Bertandang ke Kota Kecil Berpagar Gunung Merapi4 bulan yang lalu
-
-
Rekomendasi Olahraga Untuk Menurunkan Berat Badan1 tahun yang lalu
-
Sebuah Buku Mungil untuk Menjaga Bumi3 tahun yang lalu
-
Tips Terhindar dari Copet4 tahun yang lalu
-
-
Hallo9 tahun yang lalu
-
Tentang Undangan Terindah9 tahun yang lalu
-
New product in the “Chrysos” family9 tahun yang lalu
-
Ultra Street Fighter IV PC Game Full Download.9 tahun yang lalu
-
Kepribadian Wanita Dilihat Dari Bentuk Bibirnya11 tahun yang lalu
-
Ada Apa di Pulau Penguin?11 tahun yang lalu
-
Muncul Lagi11 tahun yang lalu
-
ptp12 tahun yang lalu
-
SKSD kabeh!12 tahun yang lalu
-
Sekalinya posting, tetep ga penting :p12 tahun yang lalu
-
Teori Relativitas13 tahun yang lalu
-
KH Zainuddin MZ Wafat....13 tahun yang lalu
-
Pyramid Psikoanalisa13 tahun yang lalu
-
LELEHAN RINDU15 tahun yang lalu
-
we never even got a chance to say good bye15 tahun yang lalu
-
aksioma...15 tahun yang lalu
-
-
-
-
-
-
-
-
-