google-site-verification: google0ff5c5556fbbcbba.html

.:l jendela l:.

Celah Sirkulasi Untuk Berbagi

26.2.09

Lawan Resah

Diposting oleh diNa |

Suara bisik-bisik beredar. Banyak pembawa pesan. Makin hari pesan semakin bikin tegang.

Bukan memilih, bukan menolak apalagi mengatur. Namun masih bolehkah kita jujur?

Bukan tidak bisa. Kita pasti mampu dan berdaya. Namun setiap orang mempunyai akselerasi dan tujuan yang berbeda.

Pasrah..
Mungkin ini kata yang paling pas.. Karena tidak ada pilihan kata
lagi selain pasrah..


Baca lanjutannya ya...>>>>>
14.2.09

Kasih ’kok’ Sayang

Diposting oleh diNa |


Sudah berapa kali para Cucuk Lampah mengantarkan pasangan baru menempuh hidup baru. Sudah berapa kali juga musik Kebo Giro mengalun mengiringi mempelai baru melangkah tegap penuh harap menjadi keluarga sakinah mawadah warohmah. Memang, puncak dari semua 'gaya' pacaran adalah perkawinan. Entah 'gaya' pacarannya adem ayem, artinya ada restu di tangan saat mulai saat melirik, pedekate hingga perkawinan. Sebaliknya, jika tak ada restu, gaya back street adalah pilihan, walau sulit dan kadang terlalu pahit

Indah, semua terasa indah saat pacaran. Apapun kata orang, telinga orang kasmaran tertutup suara indah, walau mungkin kenyataannya pahit. Saat kasmaran, mata pun tertutup rapat dan hanya keindahan yang terlihat walau hanya halusinasi. Berjuta rasanya, persetan kata orang dan persetan apa yang dilihat orang. Rindu adalah bius. Dunia hanya milik berdua. Semakin rindu berkadar, semakin kuat mencengkeram.

Bagai sebuah bangunan, konon masa pacaran adalah fondasi. Semua bagian berpadu jadi satu dalam keteraturan. Sebuah komposisi yang harmoni. Jelas ini bukan pekerjaan mudah. Karakter sudah terbentuk, pasangan harus mampu mengkompromikan dua karakter yang berbeda. Tidak heran dalam fase ini banyak kasus gonta-ganti pacar. Wajar ini masa penjajagan. Namun, perbedaan bisa diterjang karena masa indah sedang berlangsung. Banyak juga yang berharap semua perbedaan adalah proses panjang yang bisa terkikis saat perkawinan sudah di-release.

Perkawinan. Inilah pembuktian dari segala komitmen. Mirip caleg aja ya.. :) Disinilah sekat-sekat yang memblokade masa pacaran terbuka, blak! Benar-benar semua terlihat nyata. Semakin tua umur perkawinan, semakin semuanya dapat terkuak nyata. Tidak selamanya negatif. Perkawinan bahkan mampu menyuburkan kebersamaan dan mepupus perbedaan. Sebaliknya, tak sedikit pula bunga-bunga pacaran musnah terganti kenyataan pahit, menjerit sangat menghimpit. Banyak kasus yang menyebabkan bubarnya sebuah lembaga sakral ini.

Bukan bermaksud matre, ekonomi menjadi salah satu alasan dalam krisis perkawinan. Dulu, lagu sepiring berdua menjadi bagian yang indah dan menguatkan masa pacaran. Kekuatan cinta diyakini mampu membendung kekurangan dan perbedaan. 'Kenyataannya' (bukan kesimpulan), dewasa ini banyak kegagalan yang dipicu karena faktor ekonomi, walaupun banyak pasangan yang menampik.

Valentine's Day: Hari Kasih 'kok' Sayang. Ingat, jangan hanya (di) kasih sayang tok! Kasih juga pasangan kita masa depan! Syukur-syukur ditambah alphard, deposito, apartemen, berlian, etc.. etc.. hehehe..





sumber gbr : www.theapplecollection.com

Baca lanjutannya ya...>>>>>
7.2.09

Termehek-mehek.. hiks.. hiks..

Diposting oleh diNa |

Malam Minggu dan Minggu malam, tepatnya jam 18.15, ada salah satu acara TV yang cukup menggelitik. Reality Show yang dipandu Panda dan Mandala itu saat ini cukup banyak menyedot perhatian pemirsa. Banyak yang suka, namun tak sedikit juga yang mencela. Saya tak ingin masuk dalam ajang pro kontra soal orisinilitas atau rekayasa, bagi saya ada sisi lain yang lebih menarik untuk dibahas daripada sekedar beradu argumen tanpa berujung pangkal.

Jika melihat media elektronik operator acara tersebut, saya punya keyakinan bahwa ceritera yang tampil tetap mengacu pada etika jurnalistik. Artinya, kebenaran ceritera pasti tetap dikedepankan. Soal bumbu, saya setuju pasti ada, agar ceritera tersaji lebih seru.

"Bila cinta, memang harus diakhiri…". Jika jingle sudah berkumandang, maka biasanya iklan atau credit tittle akan mengakhiri ceritera sebagai puncak perpisahan. Di sinilah awal kepala mulai toeng.. toeng.. toeng... Bak perpustakaan, kepala saya bertambah lagi koleksi baru ceritera seru.

Selain perjalanan haru biru karena ada seseorang yang harus diburu, dalam rentetan perjalanannya sering muncul ceritera yang bikin sesak di dada. Saya nggak habis pikir, ternyata banyak 'kegilaan' di negeri ini. Bayangkan, banyak norma tak lagi dianggap beraroma. Norma apapun dilibas nafsu bejat yang menjerat. Rasa-rasanya urusan duniawi jadi mendominasi. Saya yakin, ini masih sebagian kecil cerita yang diangkat. Yang muncul pasti cerita-cerita kelas berat. Apalagi kalau bukan alasan seru untuk berburu rating dan iklan. Nah, masih berapa banyak kasus lagi yang masuk ke laci meja redaksi dan tidak dihunting oleh Panda dan Mandala dengan alasan berkategori kelas teri.

Apa yang harus dipakai untuk membendung agar generasi yang hadir di belakang kita dapat hidup bercengkerama dalam proteksi norma. Jujur, sebagai salah satu penganut modern normatif (gak usah dicari harafiahnya, karena ini istilah saya sendiri :) ), acara tersebut bisa menjadi sebuah wacana betapa sudah terkikisnya norma dan sanksi sosial di negeri ini. Apakah ini potret negeri kita saat ini? Yang pasti, kita kudu mesti harus tahu bagaimana mencari solusi dan proteksi. Melihat acara ini membuat perasaan kita bercampur aduk, bak bumbu sayur. Menghibur menjadikan tertawa atau malah jadi sedih yang teramat perih. Apapun, 'Termehek-Mehek', seringkali membuat saya jadi bener-bener termehek-mehek dengan banyak dan variatifnya kasus sosial di negeri ini.

Ada yang bikin termehek-mehek lainnya?



Sumber gbr: http://me-ander.blogspot.com

Baca lanjutannya ya...>>>>>
Subscribe