Awalnya saya termasuk anggota pasukan anti BB. Waktu itu saya berfikir merk ponsel yang saya pakai masih mumpuni. Fiturnya mampu menjawab kebutuhan hidup berkomunikasi. Dorongan suami, ajakan teman ternyata tidak cukup mempan. Namun ketika mendapat undian dari kantor berupa diskon pembelian dan karena tuntutan pekerjaan barulah saya mencoba BB. Dasar Matre..!! :)
Setelah menggunakan BB ternyata sangat membantu. Urusan kantor lebih mudah teratasi, koordinasi menjadi lebih simple. Komunikasi benar-benar tidak terbatasi. Waktu itu pikiran saya hanya untuk kerja. Dengan berjalannya waktu kondisi itu mulai bergeser. BB telah memberikan kesenangan yang luar biasa. Berawal dari FB yang bisa diakses secara mobile, bisa jadi "teman" saat perjalanan dinas keluar kota. Bikin status, clometan komentar status, benar-benar bagian seru terkadang nyerempet saru. Perjalanan keluar kota jadi terhibur.
Suatu hari tercetus ide mengumpulkan teman-teman lama di dalam Group BBM. Sebelumnya saya hanya punya dua yaitu group yang anggotanya para sahabat saya dan group teman-teman lama yang sudah menyebar. Group pertama yang saya buat adalah group keluarga. Selanjutnya group teman SMA, satu persatu teman-teman SMA saya invite. Seperti multi level marketing, masing-masing membawa downline-nya. Hebatnya, anggota group bukan hanya teman sekelas, tetapi juga lintas kelas dan jurusan. Kemudian group teman kantor lama dan group teman kuliah. Ada 2 group lagi yang saya ikuti untuk koordinasi masalah pekerjaan. Agar tidak mengganggu kegiatan yang sedang berjalan, terutama saat bekerja, suara thang thing thang thung dari BBM Group saya silent, jadi hanya kelip-kelip bintang merah sebagai tandanya.
Diantara group yang saya punya ternyata group teman SMA yang paling aktif dan "gila" namun paling banyak memberi "warna". Dulu semasa sekolah tidak sedikit diantara kita hanya tegur sapa saja kala berjumpa. Kini, hubungan itu bagaikan keluarga. Hal terkecil dalam keluarga dan kerja bisa menjadi obrolan empati. Namun tak jarang obrolan saru jadi penambah bumbu. Guyonan kami masih tetap sama seperti dulu walaupun tempat tinggal sedikit banyak berpengaruh pada dialek kami. Hebatnya, kami masih bersemangat menggunakan bahasa Jawa aliran ngoko yang kasar.
Intensitas ini terbukti pada saat kopdar lebaran kemarin. Muka blingsatan dan jaim mengawali kopdar. Bisa jadi karena sadar bahwa pada saat di BBM Group celoteh ngawur untuk menghibur tanpa melihat langsung muka lawan bicara, kini harus berkomunikasi langsung dengan wajah-wajah yang lama tak bersua dan mulai mengubur kenangan waktu SMA. Dasar ikatan batin kami yang kuat membuat pertemuan awal yang beku segera menyatu. Rekaman celoteh di BBM Group kembali dibahas. Ketawa- ketiwi benar-benar menghibur hati. Melupakan sejenak urusan pekerjaan, kota asal dan pernik kehidupan lainnya.
Setelah kopdar kegiatan BBM bukannya mereda tapi semakin menjadi. BBM berlangsung sepanjang waktu, sepanjang hari. Anggota yang ikut tidak selalu lengkap, tergantung kesibukan masing-masing. Sampai tengah malam pun tak melihat gender semua masih ger-ger-an. Semoga para istri atau suami tidak iri dengan keakraban kami supaya kami tetap bisa ger-ger-an walau hanya melalui BBM.
sumber gbr : www.cio.com