Bulan Desember 2 tahun yang lalu, Jawa Pos memuat tulisan seputar kehidupan tanpa anak. Ada foto laki-laki sedang bercengkerama dengan 3 anak-anak. Ceria! Tapi siapa yang tahu apa yang sedang dipikirkan laki-laki tadi? Itulah suami saya bersama Dito, Raka dan Rangga. Anak-anak yang lucu buah perkawinan dua kakak saya.
Saya adalah bagian kebahagiaan bersama para keponakan. Berbeda dengan suami saya yang berani bertutur isi kepala dan perasaan di hati di Jawa Pos yang dibaca seabrek pelanggan, saya tidak. Tidak mampu! Perjuangan untuk mempunyai anak sudah 11 tahun seusia perkawinan saya. Mulai ramuan 'penyubur', tongkat kayu perangkat refleksi kaki sampai teknologi canggih inseminasi. Waktu terus merangkak, orang Jawa bilang "biar gak gelo" atau biar tidak kecewa di kemudian hari, saya putuskan bersama suami mengambil keputusan aji pamungkas, bayi tabung! mahal? tidak! Hanya moahal!! Mahal di waktu maupun di proses. Juga moahal karena mental tertekan habis.
Prosesi pertama disuntik di perut kanan kiri secara bergantian lebih kurang selama 2 minggu, untuk membersihkan rahim dan menambah kesuburan. Prosesi suntik saya lakukan sendiri setiap sore hari. Jadi setiap berangkat kerja saya selalu bawa ampul obat dan jarum suntik. Pernah suatu kali harus tugas di Bali, pas harus 'nyuntik' ternyata masih diperjalanan, terpaksa deh minta pengertian pak sopir keluar mobil sebentar. Hasil suntik menyuntik ini dipantau terus dengan USG. Setelah telor dirasa matang, saat itulah telor saya diambil untuk dipertemukan dengan sperma suami saya. Kira-kira 3 hari kemudian, hasil pembelahan telor dan sprema dimasukkan di rahim saya. Inilah saat yang paling menegangkan dan melelahkan baik fisik maupun psikis. Bayangkan, setelah hasil pembelahan dimasukkan dalam rahim saya, minimal selama 3 jam saya tidak boleh gerak dengan kepala ditaruh di bawah dan kaki di atas. Biasanya saya bertahan selama 8 jam. Gak kencing, makan disuapin dan berdoa supaya bisa tidur.
Kira-kira 10 hari kemudian, baru "rapor" siap dibagikan. Saat itulah yang paling menegangkan, dan 2x pula "rapor" saya merah :) Tapi semua saya kembalikan kepada Tuhan. Hanya Tuhan yang tahu rencana hidup kita. Di Jendela yang terbuka ini, mungkin saran dan berbagi pengalaman adalah obat kuat bagi saya.
10 Cara Menghemat Uang Selama Liburan
1 minggu yang lalu
8 komentar:
sebelumnya maaf mbak dina,, sya ngoceh dikotak komentar mbak, abis disini blum ada shoutmix jadi >> ::D coba alamat ini mbak : http://btemplates.com/page/8/
salam hangat dari kami, sedih membacanya karena bisa membayangkan "letihnya" perjalanan menanti "sang buah hati",..
Alhamdulillah setelah 8 tahun menanti dengan bayi tabung, hadir triplet ku dalam dekapanku,..
jangan putus asa tetap positive thinking dan "berusaha"
thx mas ali atas 'petunjuknya', jgn kuatir mas, skr udah ada shoutboxnya :) kpn2 dicoba deh..
Tks semangatnya mb.. Byk hal yg bs saya pelajari dari blog balqiz. Saya hrs byk belajar dari mb prima nih kynya.. Bener mb, tetep positive thinking dan berusaha :)
Kunjungan balik :) . Postingan ini bikin saya mengeluarkan sedikit air mata Mbak... Sabar yaaa. Pasti nantinya anak Mbak bangga punya ibu yang selalu optimis seperti Mbak, Amin :)
@mya
Terima kasih semangatnya mb.. :) doain saya cepet mendptkan momongan ya mb.. senang baca komen mb mya.. :)
Ada do'a dan amalan yang diajarkan sama Ustad Hariyono :
Do'anya :
Ya Allah Ya Rahman, Ya Allah Ya Rahim
"Wahai Allah Yang Maha Pengasih, Wahai Allah Yang Maha Penyayang"
Cara Pengamalannya :
Baca kalimat diatas, Selanjutnya baca Surat Al-Fatihah 11 kali, tiupkan kedalam air putih, embunkan semalaman di alam terbuka, lalu esok paginya baru diminum. Lakukan cukup sekali saja dan tunggu hasilnya. bila belum berhasil dicoba lagi.
Ini saya dapatkan di sebuah buku beliau, ...
Adab berdoa dipenuhi terlebih dahulu, kemudian memohon ampun dulu kepada Allah SWT, .... dan Yakin
Semoga bisa membantu, .... Salam
@madu nektar
Aduuuhhh... terima kasih masukannya mas.. doain juga saya cepet diberi momongan ya mas...
Posting Komentar