Suara bisik-bisik beredar. Banyak pembawa pesan. Makin hari pesan semakin bikin tegang.
Bukan memilih, bukan menolak apalagi mengatur. Namun masih bolehkah kita jujur?
Bukan tidak bisa. Kita pasti mampu dan berdaya. Namun setiap orang mempunyai akselerasi dan tujuan yang berbeda.
Pasrah..
Mungkin ini kata yang paling pas.. Karena tidak ada pilihan kata
lagi selain pasrah..
Indah, semua terasa indah saat pacaran. Apapun kata orang, telinga orang kasmaran tertutup suara indah, walau mungkin kenyataannya pahit. Saat kasmaran, mata pun tertutup rapat dan hanya keindahan yang terlihat walau hanya halusinasi. Berjuta rasanya, persetan kata orang dan persetan apa yang dilihat orang. Rindu adalah bius. Dunia hanya milik berdua. Semakin rindu berkadar, semakin kuat mencengkeram.
Bagai sebuah bangunan, konon masa pacaran adalah fondasi. Semua bagian berpadu jadi satu dalam keteraturan. Sebuah komposisi yang harmoni. Jelas ini bukan pekerjaan mudah. Karakter sudah terbentuk, pasangan harus mampu mengkompromikan dua karakter yang berbeda. Tidak heran dalam fase ini banyak kasus gonta-ganti pacar. Wajar ini masa penjajagan. Namun, perbedaan bisa diterjang karena masa indah sedang berlangsung. Banyak juga yang berharap semua perbedaan adalah proses panjang yang bisa terkikis saat perkawinan sudah di-release.
Perkawinan. Inilah pembuktian dari segala komitmen. Mirip caleg aja ya.. :) Disinilah sekat-sekat yang memblokade masa pacaran terbuka, blak! Benar-benar semua terlihat nyata. Semakin tua umur perkawinan, semakin semuanya dapat terkuak nyata. Tidak selamanya negatif. Perkawinan bahkan mampu menyuburkan kebersamaan dan mepupus perbedaan. Sebaliknya, tak sedikit pula bunga-bunga pacaran musnah terganti kenyataan pahit, menjerit sangat menghimpit. Banyak kasus yang menyebabkan bubarnya sebuah lembaga sakral ini.
Bukan bermaksud matre, ekonomi menjadi salah satu alasan dalam krisis perkawinan. Dulu, lagu sepiring berdua menjadi bagian yang indah dan menguatkan masa pacaran. Kekuatan cinta diyakini mampu membendung kekurangan dan perbedaan. 'Kenyataannya' (bukan kesimpulan), dewasa ini banyak kegagalan yang dipicu karena faktor ekonomi, walaupun banyak pasangan yang menampik.
Valentine's Day: Hari Kasih 'kok' Sayang. Ingat, jangan hanya (di) kasih sayang tok! Kasih juga pasangan kita masa depan! Syukur-syukur ditambah alphard, deposito, apartemen, berlian, etc.. etc.. hehehe..
sumber gbr : www.theapplecollection.com
Malam Minggu dan Minggu malam, tepatnya jam 18.15, ada salah satu acara TV yang cukup menggelitik. Reality Show yang dipandu Panda dan Mandala itu saat ini cukup banyak menyedot perhatian pemirsa. Banyak yang suka, namun tak sedikit juga yang mencela. Saya tak ingin masuk dalam ajang pro kontra soal orisinilitas atau rekayasa, bagi saya ada sisi lain yang lebih menarik untuk dibahas daripada sekedar beradu argumen tanpa berujung pangkal.
Jika melihat media elektronik operator acara tersebut, saya punya keyakinan bahwa ceritera yang tampil tetap mengacu pada etika jurnalistik. Artinya, kebenaran ceritera pasti tetap dikedepankan. Soal bumbu, saya setuju pasti ada, agar ceritera tersaji lebih seru.
"Bila cinta, memang harus diakhiri…". Jika jingle sudah berkumandang, maka biasanya iklan atau credit tittle akan mengakhiri ceritera sebagai puncak perpisahan. Di sinilah awal kepala mulai toeng.. toeng.. toeng... Bak perpustakaan, kepala saya bertambah lagi koleksi baru ceritera seru.
Selain perjalanan haru biru karena ada seseorang yang harus diburu, dalam rentetan perjalanannya sering muncul ceritera yang bikin sesak di dada. Saya nggak habis pikir, ternyata banyak 'kegilaan' di negeri ini. Bayangkan, banyak norma tak lagi dianggap beraroma. Norma apapun dilibas nafsu bejat yang menjerat. Rasa-rasanya urusan duniawi jadi mendominasi. Saya yakin, ini masih sebagian kecil cerita yang diangkat. Yang muncul pasti cerita-cerita kelas berat. Apalagi kalau bukan alasan seru untuk berburu rating dan iklan. Nah, masih berapa banyak kasus lagi yang masuk ke laci meja redaksi dan tidak dihunting oleh Panda dan Mandala dengan alasan berkategori kelas teri.
Apa yang harus dipakai untuk membendung agar generasi yang hadir di belakang kita dapat hidup bercengkerama dalam proteksi norma. Jujur, sebagai salah satu penganut modern normatif (gak usah dicari harafiahnya, karena ini istilah saya sendiri :) ), acara tersebut bisa menjadi sebuah wacana betapa sudah terkikisnya norma dan sanksi sosial di negeri ini. Apakah ini potret negeri kita saat ini? Yang pasti, kita kudu mesti harus tahu bagaimana mencari solusi dan proteksi. Melihat acara ini membuat perasaan kita bercampur aduk, bak bumbu sayur. Menghibur menjadikan tertawa atau malah jadi sedih yang teramat perih. Apapun, 'Termehek-Mehek', seringkali membuat saya jadi bener-bener termehek-mehek dengan banyak dan variatifnya kasus sosial di negeri ini.
Ada yang bikin termehek-mehek lainnya?
Sumber gbr: http://me-ander.blogspot.com
Follow me
About me
Popular Post
Recent Comments
Friends
Online
Visitors Since 29/1/09
Blog List
-
-
Tidur Semakin Berkualitas dengan Sprei California By My Love1 minggu yang lalu
-
Balada Toilet Gurun2 bulan yang lalu
-
-
Rekomendasi Olahraga Untuk Menurunkan Berat Badan1 tahun yang lalu
-
Jalan – Jalan Jenius di Eropa5 tahun yang lalu
-
Cagar Budaya Indonesia: Sebuah Renjana untuk Mengikat Rantai Sejarah5 tahun yang lalu
-
Hello !!!6 tahun yang lalu
-
Hallo9 tahun yang lalu
-
Tentang Undangan Terindah9 tahun yang lalu
-
New product in the “Chrysos” family9 tahun yang lalu
-
My blog list for backlink9 tahun yang lalu
-
Kepribadian Wanita Dilihat Dari Bentuk Bibirnya11 tahun yang lalu
-
Ada Apa di Pulau Penguin?12 tahun yang lalu
-
Muncul Lagi12 tahun yang lalu
-
ptp12 tahun yang lalu
-
SKSD kabeh!13 tahun yang lalu
-
Sekalinya posting, tetep ga penting :p13 tahun yang lalu
-
Teori Relativitas13 tahun yang lalu
-
KH Zainuddin MZ Wafat....13 tahun yang lalu
-
Pyramid Psikoanalisa14 tahun yang lalu
-
LELEHAN RINDU15 tahun yang lalu
-
we never even got a chance to say good bye15 tahun yang lalu
-
aksioma...16 tahun yang lalu
-
September already18 tahun yang lalu
-
-
-
-
-
-
-
-