google-site-verification: google0ff5c5556fbbcbba.html

.:l jendela l:.

Celah Sirkulasi Untuk Berbagi

2.4.10

Melawan Hati

Diposting oleh diNa |

Bukan ngomong soal sakit hati, apalagi lever. Ini hanya sebuah kebingungan dan keheranan. Berkali-kali saya mencoba untuk mengikuti selera pasar, trend memang sudah ditakdirkan selalu berganti. Rotasi alamiah bak musim. Rotasi alamiah bak buah-buahan. Kontra bisa saja terjadi, namun jumlahnya sangatlah sedikit. Untuk itulah, kelompok kontra tidak bisa disebut sebuah trend. Trend tetap disebut sebagai sebuah 'budaya' mayoritas.

Sekelumit kalimat penguatan selalu didengungkan oleh pakar, "jadilah dirimu sendiri". Inilah payung bagi kelompok seperti saya yang dengan susah payah 'harus' menerima sebuah trend (yang tidak sesuai karakter). Memang kata pakar tadi banyak benarnya, jadilah diri sendiri adalah sebuah penerimaan seluruh jiwa dan raga terhadap masuknya sebuah barang asing yang disebut trend. Penerimaan yang utuh ini membuahkan kepuasan batin dan rasa pede yang tinggi. Untuk sebuah pergaulan bisnis dan sosial, kenyamanan perasaan semacam ini sangatlah mutlak. Dampaknya komunikasi menjadi lancar bak air mengalir tanpa ada perasaan was-was yang menguras energi dan kosentrasi.

Sebagai bagian dari makhluk sosial dan profesional yang sama-sama membutuhkan intensitas interaksi yang tinggi, disinilah casing atau penampilan mendapat penilaian awal yang dapat mempengaruhi kesan pertama. Setelah itu baru isi kepala memainkan peran selanjutnya. Apabila keduanya mampu dikawinkan, klop..!! jadilah pribadi yang indah sekaligus cerdas. Energi super untuk sebuah interaksi.

Sekali lagi, saya mempunyai penilaian sendiri tentang mode. Bahkan mungkin saya termasuk golongan konvensional. Tak apa, kata batin harus didengar dan harus mendapatkan nutrisi agar tetap hidup sesuai karakternya. Rasanya ada perasaan bersalah ketika saya tidak menuruti kata hati. Bukan apatis, karena saya yakin banyak juga yang akhirnya seleranya berubah mengikuti trend, meskipun harus melalui perjuangan panjang yang intens. Saya menyerah untuk yang satu ini walaupun kata hati sering saya ajak kompromi untuk suatu perubahan yang tidak drastis. Asal tidak harus "melacurkan" karakter, saya masih bisa menerima. Saya sangat setuju, kompromi antara trend dan kata hati adalah sebuah solusi. Selamat datang (lagi dan lagi) dan terus bersama saya untuk warna putih... my favourite color!!


Baca lanjutannya ya...>>>>>
Subscribe