google-site-verification: google0ff5c5556fbbcbba.html

.:l jendela l:.

Celah Sirkulasi Untuk Berbagi

7.11.09

Menimbun Belanjaan

Diposting oleh diNa |

Basic-nya, belanja adalah pemenuhan kebutuhan. Saat stress 'membumi', maka belanja bisa menjadi media killing time, bahkan media lari dari stress. Bagi kaum hawa, konon belanja adalah salah satu aktivitas yang menyenangkan. Mungkin banyak juga yang sampai addict alias mania. Apalagi diperkuat dengan faktor pendukung, seperti tumbu oleh tutup, penghasilan mumpuni dan syukur-syukur masih dapat support dari pasangan. Kelompok inilah yang seringkali harus update fashion dan biasa lari dari tekanan stress dengan cara belanja mall to mall. Memang, semakin bagus karir dan pendapatan, dampak stress juga semakin meningkat, sehingga dibutuhkan biaya 'psikologis' yang tidak sedikit.

Sebagai perempuan, meskipun saya suka jalan, namun semangat belanja saya biasa-biasa saja. Kadang rasa malas kambuh saat harus memilih, utamanya saat diburu oleh waktu. Bagi saya, memilih adalah aktivitas yang menguras dan memeras waktu, tenaga dan pikiran. Bukan perfect, tapi saya selalu berusaha menjadi diri saya sendiri. Saya terbiasa menentukan sebuah pilihan dari berbagai angle. Yang pertama so pasti soal model. Pilihan saya biasanya mengarah ke model yang simple, unik tapi tidak terlalu girly. Yang begini saya banget deh.. Syukur-syukur gampang di mix and match dengan yang sudah ada. Setelah itu baru melihat warna dan harga. Warna oke dan harga sepadan ga ada alasan untuk menunda. Tapi kalau melebihi budget harus pikir-pikir dulu, kecuali kalau barang itu membelenggu pikiran saya, ga ada kata lain selain bungkuuuusss…!! Makanya saya sebenarnya tidak begitu suka area pilihan yang terlalu banyak. Itu berarti akan semakin menambah kebingungan jari jemari dan mata saya.

Kalau disuruh memilih, saya lebih suka mengantar daripada diantar belanja. Dalam prosesi belanja saya paling suka kalau ditemani orang-orang yang paham dengan kebiasaan saya. Mengingat memilih adalah bagian tersulit. Tapi jangan kaget (meskipun sebenarnya saya juga kaget) walau sulit memilih, tapi lemari saya terasa seperti kapal barang yang sarat muatan. Rasanya tak ada space lagi untuk barang baru. Sering saya tertawa geli saat membongkar isi lemari, tak jarang saya menemukan hasil buruan belanja yang belum terpakai karena tertumpuk, dan akhirnya lupa. Bukan hanya baju bahkan sepatu. Kondisi ini semakin diperparah oleh kebiasaan saya yang seringkali memakai yang itu itu saja kalau sudah terlanjur cocok.

Saya jadi berpikir, saya yang tidak mania belanja saja masih sering menyisakan baju dan sepatu belum terpakai, bagaimana dengan teman-teman yang hobinya belanja? Coba bongkar lemari, jangan-jangan ketemu baju dengan ukuran tubuh dua tahun yang lalu?? Wakz!








sumber gbr : cacee.com










Baca lanjutannya ya...>>>>>
Subscribe