google-site-verification: google0ff5c5556fbbcbba.html

.:l jendela l:.

Celah Sirkulasi Untuk Berbagi

21.5.09

Teman Rahasia

Diposting oleh diNa |

Ada seabrek istilah pertemanan. Ada yang menyebut dengan istilah sahabat, teman akrab, karib, konco plek, dan masih ada seabrek istilah lainnya. Tapi pernah dengar ga istilah TR alias Teman Rahasia?

Saya menemukan istilah asing ini saat ngobrol dengan seorang teman. Saat teman saya menggunakan istilah TR, kepala saya langsung berpikir ingin menemukan definisi yang pas. Saya mencoba dan mengkaitkan dengan TTM alias Teman Tapi Mesra. Pikir saya, karena ada istilah rahasia, pasti ada bagian perselingkuhan di dalamnya. Kalau fisik, mungkin terlalu ekstrim, minim ada hati yang dishare di sini. Namun, semua definisi saya yang mengarah ke arah perselingkuhan direject olehnya. Saya pun jadi penasaran untuk mendengar lebih jauh kuliah terbuka soal TR. Menurutnya, secara singkat TR bukan TTM, pacar, apalagi selingkuhan. TR, bukan itu semuanya, tapi Teman Rahasia!!!!

Menurutnya, kadang kita perlu punya Teman Rahasia. Teman yang ga perlu tahu siapa diri kita sepenuhnya, termasuk jejaring di lingkungan sehari-hari. Latar belakang kita benar-benar terjaga secara rahasia alias akses kesana tertutup rapat. Dengan jaminan ini, di satu sisi aman, tetapi di sisi lain kita bisa berperan bebas. Peran apapun dapat kita mainkan di sini.

Nah, soal partner atau calon teman rahasia dapat diseleksi dari awal. Biasanya dari berbagai pertemanan yang terjalin akan ditemukan chemistry. Banyak faktor yang melatarbelakangi di sini, antara lain soal kesamaan visi, gaya berbicara saat menyampaikan pendapat dan latar belakang yang kurang lebih sama. Di sinilah seninya memilih Teman Rahasia.

Sekitar kita memang berlaku aturan dengan balutan kultur yang kuat. Bagi yang sudah berkeluarga maka banyak barrier yang akan menyertainya. Pasangan hidup adalah segala-galanya, namun ternyata tetap ada satu dua celah kebutuhan untuk teman, keluarga atau yang lain untuk mengisinya. Bisa positif dalam arti tidak melukai arti perkawinan, namun bisa juga negatif yang akan berpengaruh terhadap nilai-nilai perkawinan. Pasti semua setuju untuk memilih yang positif.

Nah, seperti teman saya, maka ia memilih teman untuk berbagi. Teman yang BUKAN untuk mencurahkan hasrat. Teman yang mungkin bisa membangun semangat yang sedang pulas. Teman yang mampu membobol tembok saat terbelenggu masalah besar. Teman yang 'mengerti' perasaan kita, namun bukan teman yang ingin mengetahui siapa kita. Teman tadi adalah Teman Rahasia. Bagaimana mendapatkannya? Sepertinya dunia maya adalah dunia dimana para Teman Rahasia hidup dan berada.

Saya jadi bertanya, bisakah Teman Rahasia ada di dunia nyata?




Baca lanjutannya ya...>>>>>
6.5.09

Anak Panti & Hati

Diposting oleh diNa |

Masih dalam hitungan jari kehadiran saya ke panti. Dulu pernah beberapa kali menemani keponakan ulang tahun, bagian panjang perjalanan hidup, yaitu pengenalan anak untuk saling berbagi. Bagi keponakan saya yang masih cetek dalam berpikir, mungkin hanya hari ulang tahunnya yang menyenangkan dan ketemu teman-teman sebaya, titik! Bagi saya tentu menjadi lain, terlebih setelah married. Persoalan panti adalah persoalan hati.

Pernah saya berkunjung ke sebuah panti. Saat itu suasana batin saya memang sedang gundah setelah kembali harus menerima kenyataaan pahit ketidakberhasilan program bayi tabung yang saya ikuti. Saya mencoba mendekat. Saya mencoba membaur. Namun saya merasakan sinar mata para bocah di panti tersebut adalah sebuah gambaran hidup yang gelisah. Saya menangkap aura amarah dan dendam. Bahkan kunjungan ke panti lain auranya hampir sama. Saya menemukan kasus ketidaksiapan orang tua menjadi ibu atau bapak yang baik. Seharusnya bayi dalam kehangatan rahim dan nutrisi, namun ternyata banyak batin calon ibu yang menolaknya, bahkan tidak sedikit yang ingin 'memusnahkan' melaui bahan-bahan kimia.

Saat saya berkunjung ke panti lain saya menemukan bangunan sederhana jika dibandingkan dengan tempat lain yang pernah saya kunjungi. Ketika kaki saya melangkah, suara anak perempuan dengan keluguan menyeruak dalam kesepian. "Ada tamu, ada tamu". Lalu, seorang bapak pengurus panti keluar menyambut saya. Seperti dalam pertempuran, saya pun 'disergap' dalam kamar tamu oleh 'malaikat-malaikat kecil' plus para pengasuh. Bocah cantik berusia 3 tahun tadi lalu menempel dan tanpa rasa takut duduk memecah space diantara saya dan suami. Cerita tentang bocah itu membuat hati saya trenyuh, namun saya tidak melihat sinar duka, amarah atau dendam di matanya. Mungkin kehangatan di panti itu telah mengembalikan keceriaannya, memusnahkan masa lalunya. Sungguh cantik, ceria, friendly dan hangat.

Ceritera bocah di panti rasanya jutaan versi. Ada yang karena ketidaksiapan orang tua untuk menghadirkannya ke bumi atau alasan lainnya yang dianggap mendesak (menurut mereka). Beruntung banyak panti menjadi jujugan untuk berbagi. Saya pun hanya bisa protes dalam hati jika keadaan saya dan suami yang belum punya momongan dipandang 'belum dipercaya' oleh sebagian orang. Trus bagaimana dengan mereka yang dianggap 'dipercaya' tetapi tidak bertanggung jawab dan menterlantarkannya? Bagaimana juga yang hanya bisa berbuat tetapi tidak merawat, bahkan dikaryakan demi ego orang tua untuk urusan ekonomi meminta-minta di jalan-jalan ibu kota?

Selain 'belum dipercaya' adakah kata lain yg lebih pas di telinga?







Baca lanjutannya ya...>>>>>
Subscribe